ANALISIS

Menakar Untung Rugi Kemenangan Biden bagi Hubungan AS-RI

CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2020 06:44 WIB
Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS dinilai sedikit banyak berdampak terhadap negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Capres terpilih Amerika Serikat Joe Biden. (AP/Matt Slocum)
Jakarta, CNN Indonesia --

Joe Biden bakal menjadi presiden Amerika Serikat ke-46 setelah mengalahkan petahana Donald Trump. Biden menang Pilpres AS 2020 dengan meraup lebih dari 270 suara elektoral.

Kemenangan Biden dinilai sedikit banyak berdampak terhadap negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Hal itu lantaran AS masih berupaya menggeser hegemoni China di kawasan.

Bagi Indonesia, kemenangan Biden akan menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah Indonesia telah mengirim sinyal setelah Presiden Jokowi memberi ucapan selamat atas kemenangan capres dari Partai Demokrat itu. Ucapan Jokowi dinilai menjadi langkah tepat mengingat posisi Amerika sebagai kekuatan global saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus imparsial siapapun yang terpilih dalam pemilu (AS). Kita harus bersegera memberikan sinyal kita siap bekerja sama," kata pengamat politik Internasional, Arya Sandiyudha kepada CNNIndonesia.com, Minggu (8/11).


Dalam pernyataan yang diunggah di akun Instagram, Jokowi mengucapkan selamat terhadap kemenangan bersejarah Biden-Kamala Harris. Ia berharap kemenangan tersebut dapat memperkuat kerja sama Indonesia Indonesia-AS, baik dalam ekonomi, demokrasi, dan multilateralisme.  

Menurut Arya, Jokowi telah mengambil langkah tepat dengan langsung memberi ucapan terhadap kemenangan mantan wakil presiden AS pendamping Obama itu. Ucapan itu menandakan Indonesia terbuka dalam kerja sama di tengah persaingan AS dan China yang masih terus berlangsung.

Apalagi, kata Arya, ketimbang pendahulunya, Biden dinilai bakal lebih banyak terlibat dalam forum-forum internasional. Dia menerangkan, kebijakan politik luar negeri Biden sedikit banyak tak berbeda dengan Obama selama menjadi presiden.

Hal itu, kata dia, terlihat selama masa kampanye yang dilakukan Biden. Menurut Arya, Biden akan kembali membawa AS untuk banyak menyepakati perjanjian atau konvensi internasional yang sebelumnya banyak ditinggalkan Trump.

Sejumlah konvensi Internasional seperti Climate Chance di Paris, Pacific Partnership Trust, hingga sejumlah kerja sama ekonomi yang dijalin Obama sebelumnya tidak dilanjutkan Trump. Termasuk beberapa di antaranya politik luar negeri Trump yang kendur di negara-negara Timur Tengah.

Ketimbang Trump yang isolasionis, Arya menyebut Biden lebih internasionalis. Oleh karena itu, menurut dia, politik luar negeri Biden sedikit banyak akan mengadopsi Obama.

"Dia punya pola pikir internasionalis, ini sangat berbeda dengan Trump yang memang sangat isolasionis. Nah, pola internasionlis Amerika serikat yang akan dibawa Biden itu berarti dia akan banyak terlibat di forum-forum internasional," kata dia.

Namun, terlepas dari itu, menurut Arya, Indonesia tetap akan menjadi negara strategis terhadap kepentingan luar negeri AS, terutama di tengah persaingannya dengan China. Melihat hegemoni China yang semakin terlihat, AS akan semakin melihat Indonesia sebagai negara penting.

"Nah, ketika AS ingin memperkuat posisinya di Asia Pasifik, Indonesia salah satu negara paling penting di situ," katanya.

Tak Banyak Berpengaruh

Sementara itu, pengamat Hubungan Internasional dari Universita Padjajaran, Teuku Rezasyah menilai kemenangan Biden tak banyak berpengaruh terhadap kerja sama Indonesia-AS. Ia menyebut, Amerika akan tetap menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis di tengah persaingan Paman Sam dengan China.

Namun demikian, dalam waktu dekat, menurut Teuku, Biden belum akan terlalu banyak terlibat dalam politik luar negeri. Biden, katanya, akan terlebih dahulu menyelesaikan masalah domestik AS yang kini mulai pulih di tengah pandemi.

"Jadi belum tahu. Tapi kebijakan umumnya adalah akan mempertahankan kehadiran angkatan laut AS di semua lautan dunia. Itu bottom line," ucap dia.

"Dia tidak akan mengomentari masalah-masalah yang menyangkut China karena akan malu, kalau melakukan kritik kemudian dalam negeri sendiri dia tidak bisa menyelesaikan masalah yang ditinggalkan oleh Trump," ujarnya.

Teuku lebih lanjut menjelaskan bahwa kemenangan Biden juga tak akan berpengaruh terhadap kerja sama militer yang baru terjalin usai lawatan Menteri Pertahanan AS, Mike Pompeo ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga sudah lebih dulu bertamu ke AS.

Menurut Teuku, Indonesia sejak dulu memang telah banyak menjalin kerja sama militer dan keamanan dengan AS. Oleh karena itu, kemenangan Biden menurut dia, tak akan berdampak banyak terhadap kerja sama Indonesia-AS.

Ia bilang, kerja sama angkatan bersenjata dalam bentuk pertukaran pasukan bersenjata Indonesia Indonesia-AS kan terus terjalin. Sebab, kerja sama tersebut memang sudah terjalin puluhan tahun antara Indonesia dengan AS.

"Karena kerja sama semacam ini sudah jadi tradisi. Sudah berjalan puluhan tahun. Terserah dari siapa pun yang naik atau turun. Dari pihak Indonesia anggota TNI atau Polri yang kuliah di sana ada terus. Yang kuliah di work college Staf Komando Angkatan Darat mereka jalan terus," kata dia. 

(thr/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER