Adik Biden Sebut Trump Tinggal Sejarah

CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2020 12:30 WIB
Presiden terpilih AS, Joe Biden, tidak akan mau lagi berjumpa dengan Donald Trump usai pelantikan pada 20 Januari 2021.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden. Dia dilaporkan tidak akan mau lagi berjumpa dengan Donald Trump usai pelantikan pada 20 Januari 2021. (AP/Andrew Harnik)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dilaporkan tidak akan mau lagi berjumpa dengan Donald Trump usai pelantikan yang rencananya akan digelar pada 20 Januari 2021.

"Dia (Joe Biden) tidak akan mau menemui lagi Donald Trump. Donald Trump akan lengser dari kekuasaan dan pada 20 Januari tinggal sejarah, masa lalu. Joe tidak akan bicara soal Donald Trump. Siapa yang peduli?," kata adik bungsu Biden, Valerie Biden Owens, seperti dilansir The Guardian, Rabu (11/11).

Valerie menyatakan hal itu dalam acara bincang-bincang yang ditayangkan oleh stasiun televisi HBO pada Selasa (10/11). Dia selama ini turut terlibat dalam kampanye sebagai manajer, sekaligus menjadi penasihat politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan Biden tidak akan mau lagi menyebut nama Trump yang merupakan Presiden ke-45 AS.

Menurut Valerie, sang kakak bakal berusia 78 tahun ketika dilantik sebagai presiden. Dia juga mengatakan Biden akan berusaha menjadi presiden yang mencoba menyatukan semua pihak di AS.

Selain itu, Valerie meyakini Biden akan berupaya melanjutkan pemerintahannya di masa kedua kepemimpinan, seperti mantan sejawatnya di Partai Demokrat, Barack Obama.

"Dia menjadi pemimpin masa peralihan dan akan mencoba menyatukan seluruh kaum muda dan kita semua, supaya kita tidak menjadi bangsa yang terpecah belah. Dan saya yakin dia mampu melakukannya," kata Valerie.

"Dia adalah orang yang sangat berpengalaman untuk duduk di Gedung Putih dalam sejarah AS, karena dia 36 tahun berada di Senat dan delapan tahun menjadi wakil presiden Obama. Jadi visinya sangat jelas. Dia sangat yakin bahwa negara ini punya kesempatan untuk berbuat lebih baik bagi rakyat Amerika," lanjut Valerie.

Valerie mengatakan Biden akan berupaya mengajak kelompok progresif, konservatif, liberal, independen, serta Partai Republik dan Partai Demokrat untuk bekerja sama mengembalikan kehormatan pemerintah.

Valerie mengungkapkan Biden adalah seorang pembicara yang ulung, sekaligus pendengar yang hebat.

Selain itu, banyak pihak berharap kematangan berpolitik dan hubungan baik antara Biden serta pemimpin mayoritas di Senat yang dikuasai Partai Republik, Mitch McConnell, akan membawa kebijakan yang baik bagi warga AS di tengah pandemi virus corona, terutama untuk meloloskan usulan subsidi bagi rakyat.

Akan tetapi, sampai saat ini proses transisi kekuasaan dari Trump terhambat. Sebab, Trump belum mengakui kekalahan dari Biden, dan tetap berkeras terjadi kecurangan dalam proses penghitungan pilpres.

Infografis Prediksi Kebijakan Joe Biden(CNNIndonesia/Basith Subastian)

Bahkan, anggaran untuk proses transisi pemerintahan tak kunjung diteken oleh Badan Urusan Umum Pemerintahan AS (GSA), yang membuat proses peralihan terkatung-katung.

(ayp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER