Mantan Presiden Ghana, Jerry Rawlings, meninggal dalam usia 73 tahun akibat sakit.
Dia dinilai berjasa mempraktikkan demokrasi di negara kawasan Afrika Barat itu.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (13/11), kabar wafatnya Rawlings disampaikan oleh Presiden Nana Akufo-Addo. Dia mengatakan Rawlings tutup usia saat dirawat karena sakit di Rumah Sakit Korle Bu, di ibu kota Accra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebuah pahlawan telah gugur, dan menjadi kehilangan bagi Ghana," kata Nana dalam pernyataan pers.
Sebagai bentuk duka cita, Nana memerintahkan untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari, selama proses pemakaman Rawlings.
Rawlings lahir pada 1947. Ayahnya merupakan orang Skotlandia, sedangkan sang ibu asli Ghana.
Ibu Rawlings meninggal pada September lalu dalam usia 101 tahun.
Rawlings lantas bergabung dengan Angkatan Udara Ghana dan menjadi perwira. Dia kemudian melakukan kudeta pada 1979, lalu menyerahkan kembali kekuasaan kepada sipil.
Pada Desember 1981, Rawlings kembali melakukan kudeta dan memimpin Ghana dengan pemerintahan junta militer. Pada 1992, dia menerapkan sistem pemilihan umum multi partai dan membawa negara itu kembali menerapkan praktik demokrasi.
Dalam pemilu itu, dia terpilih menjadi presiden dan dilantik setahun kemudian. Dia memimpin selama dua masa jabatan hingga 2001.
Sahabat karib Rawlings, Mayor Kojo Boakye Gyan, mengatakan sangat sedih dengan kepergian rekannya.
"Dia adalah anugerah Tuhan bagi negara ini dan saya meminta kepada Tuhan supaya jiwanya tetap berada dalam damai," kata Gyan.
Rawlings meninggalkan seorang istri, Nana Konadu Agyeman, dan tiga anak perempuan serta satu anak laki-laki yaitu
Zanetor Rawlings, Yaa Asantewaa Rawlings, Amina Rawlings dan Kimathi Rawlings.