Tenangkan Anak-anak, PM Italia Sebut Sinterklas Tak Lockdown

CNN Indonesia
Minggu, 15 Nov 2020 21:27 WIB
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte berusaha menenangkan anak-anak di negaranya bahwa Sinterklas tak ikut menjalani lockdown pada Natal tahun ini.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte berusaha menenangkan anak-anak di negaranya bahwa Sinterklas tak ikut menjalani lockdown pada Natal tahun ini. (AFP PHOTO / Mauro PIMENTEL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte berusaha menenangkan anak-anak di negaranya bahwa Sinterklas tak ikut menjalani lockdown pada Natal tahun ini karena ada izin khusus.

"Sinterklas meyakinkan saya bahwa dia memiliki sertifikat bepergian internasional: dia bisa pergi ke mana pun dan membagikan hadiah kepada anak-anak di dunia," kata Giuseppe Conte dalam unggahan di laman Facebook.

Pernyataan itu keluar sebagai tanggapan akan surat putus asa yang dikirimkan oleh seorang anak berusia lima tahun bernama Tommaso.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tommaso menulis surat kepada Conte meminta kepada PM Italia tersebut untuk tidak memberlakukan lockdown kepada Sinterklas pada Natal tahun ini.

"Dia mengonfirmasi kepada saya bahwa dia selalu menggunakan masker dan menjaga jarak yang tepat untuk melindungi dirinya sendiri dan orang lain yang ia temui," kata Conte.

Conte kemudian menyarankan kepada anak tersebut untuk menaruh cairan pembersih tangan di bawah pohon Natal, bersama dengan susu hangat dan biskuit untuk Sinterklas.

"Saya beri tahu, tidak perlu memberi tahu Sinterklas bahwa kau jadi anak yang baik di suratmu, karena saya sudah memberitahu dirinya," kata Conte.

"Saya juga mengetahui bahwa kau ingin meminta kepada Sinterklas untuk mengusir virus corona. Jangan lupa meminta hadiah lagi," lanjutnya.

Italia yang merupakan negara pertama yang dilanda pandemi kini telah mencatatkan lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir.

Negara itu juga telah mencatat angka kasus lebih dari sejuta infeksi secara total.

Sejumlah pembatasan telah diberlakukan di negara tersebut, baik secara nasional maupun wilayah, bergantung pada situasi kesehatan di daerah tersebut.

Namun semakin banyak pekerja medis dan politisi yang menyerukan tindakan yang lebih ketat, bahkan lockdown secara nasional untuk kedua kalinya.

(afp/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER