Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tengah menyelidiki klaster infeksi virus corona (Covid-19) yang dideteksi di kalangan staf organisasi tersebut.
Direktur Eksekutif Program Keadaan Darurat WHO, Michael Ryan, mengatakan wilayah Jenewa, Swiss, tempat markas WHO, dan wilayah Vaud di dekatnya memiliki "sejumlah penularan paling parah di dunia saat ini."
"Sepengetahuan saya klaster yang sedang diselidiki tersebut merupakan bukti awal potensi penularan di markas WHO, namun kami tidak dapat sepenuhnya melindungi diri kami sendiri dari hubungan sosial dan hubungan lain dengan keluarga dan sekolah dan banyak lainnya," kata Ryan seperti dikutip Japan Times pada Selasa (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah surel internal yang diperoleh oleh Associated Press menunjukkan terdapat 65 kasus corona di markas WHO.
Menurut surel itu, 49 dari keseluruhan kasus terjadi dalam delapan pekan terakhir. Pengungkapan itu muncul di tengah lonjakan kasus di Eropa dan kota Jenewa sendiri.
Dilansir Associated Press, surel itu tidak menyebutkan siapa yang terinfeksi, tapi seorang staf WHO tanpa menyebut nama mengatakan kepada pers bahwa lima kasus terkait termasuk anggota kepemimpinan direktur jenderal WHO yang juga tim spesialis pengendalian infeksi.
Kepala teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan lima anggota staf WHO terbukti positif pekan lalu.
Meski begitu, ia menekankan bahwa, "Kami semua baik-baik saja, semuanya mengalami penyakit ringan atau tanpa gejala."
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada awal pekan ini telah selesai melakukan karantina setelah menjalin kontak dengan seseorang yang terbukti positif Covid-19.
"Saya sehat, tidak ada gejala. Sekarang hari ke-17. Saya mengikuti protokol. Karena tidak bergejala dan juga mematuhi protokol, saya merasa tidak perlu melalukan tes. Saya yakinkan anda bahwa saya baik-baik saja dan sebenarnya sangat, sangat sibuk," kata Tedros.
(rds/ayp)