Militer Amerika Serikat dilaporkan ingin menambah kapal perang di perairan Indo-Pasifik.
Sekretaris Angkatan Laut AS Kenneth Braithwaite telah meminta satuannya untuk membangun armada baru lebih dekat ke persimpangan Samudera Hindia dan Pasifik.
"Kami tidak bisa hanya mengandalkan Armada Ketujuh di Jepang," kata Kenneth pada Selasa (17/11) di simposium tahunan Liga Kapal Selam Angkatan Laut yang diadakan virtual.
Penambahan armada baru itu dimaksudkan untung mengatasi tantangan angkatan laut di wilayah Komando AS di Indo-Pasifik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ucapan Kenneth dilaporkan di USNI News, jurnal Institut Angkatan Laut AS.
"Kami ingin muncul dengan armada bernomor baru dan kami ingin menempatkan armada bernomor itu di persimpangan antara Samudera Hindia dan Pasifik, dan kami benar-benar akan memiliki jejak Indo-Pacom," ujarnya.
"Kami harus melihat ke sekutu dan mitra kami yang lain seperti Singapura, seperti India, dan benar-benar menempatkan armada bernomor di tempat yang akan sangat relevan jika, amit-amit, kami sampai di tempat yang berdebu. Lebih penting lagi, ini bisa memberikan pencegahan yang jauh lebih dekat," kata dia.
Pernyataan itu muncul ketika Armada Pasifik AS memposting gambar USS Nimitz Carrier Strike Group melakukan latihan angkatan laut tahunan Malabar di Laut Arab bagian utara bersama Australia, India, dan Jepang pada 17 November.
Dilansir Straits Times, keempat negara tersebut tergabung dalam kelompok bernama Quad, kependekan dari Dialog Keamanan Segi Empat.
AS, Australia, India, dan Jepang, membentuk kemitraan regional strategis yang dikenal sebagai Quad.
Mereka melakukan latihan militer bersama untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka ketika masing-masing berusaha melawan upaya China memperoleh pengaruh regional.
Para analis mengatakan rencana Armada Pertama telah memberi sinyal kepada China bahwa AS tidak akan meninggalkan kawasan itu, justru semakin lebih dekat.
Peneliti dan Direktur Inisiatif untuk Masa Depan India dan Asia Selatan di Institut Hudson di Washington Aparna Pande mengatakan ini mengirimkan pesan yang sama kepada sekutu bahwa mereka bertahan dan tidak hanya melalui kata-kata, tapi juga tindakan.
"Indo-Pasifik di sini (digunakan) untuk tinggal bagi militer AS seperti yang dapat dilihat dari perkembangan bertahap. Fonops (operasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan) dan peningkatan kapasitas sekutu," ujar dia.
"Pacom menjadi Indo Pacom; ada perjanjian logistik dengan negara-negara di kawasan ini termasuk India; dan pekan ini latihan Malabar dengan Quad," tambahnya.
Sementara itu analis pertahanan senior di RAND yang berfokus pada kebijakan keamanan nasional dan Indo-Pasifik Derek Grossman mencuit di Twitter bahwa Angkatan Laut AS berencana untuk "melipatgandakan bagian 'Indo' dari Indo-Pasifik".
"Jika Angkatan Laut AS melanjutkan pembentukan Armada Pertama di Wilayah Samudera Hindia, itu akan menegaskan kembali bahwa Washington terus memandang strategi Asia melalui lensa 'Indo-Pasifik', yaitu, tidak hanya berfokus pada Pasifik Barat," kata Grossman kepada Straits Times.
"AS kemungkinan besar berupaya memanfaatkan Wilayah Samudera Hindia sebagai bagian dari strategi untuk bersaing dan melawan China, serta yang terpenting, India semakin mendukung pendekatan semacam itu," ujarnya.