Pemberontak Houthi di Yaman mengklaim bahwa mereka menyerang kilang minyak milik Arab Saudi, Aramco di Jeddah dengan sebuah rudal.
"Pasukan rudal berhasil menargetkan stasiun distribusi Aramco di Jeddah dengan rudal Quds 2 bersayap," kata juru bicara militer Houthi Yahya Sarea pada Senin pagi (23/11).
Menurut dia, rudal itu mencapai sasaran secara akurat. "ambulans dan kendaraan pemadam kebakaran Saudi langsung bergegas ke lokasi," ujar dia seperti dikutip dari Anadolu Agency.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yahya menegaskan bahwa serangan itu sebagai tanggapan atas kelanjutan intervensi Saudi di Yaman.
Dia memperingatkan perusahaan asing yang beroperasi di Arab Saudi untuk berhati-hati sebab operasi terus berlanjut. Mereka diminta untuk menjauh dari instalasi vital.
Belum ada komentar langsung dari pihak Saudi terkait insiden tersebut.
Yaman dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi terpaksa kabur setelah Houthi menduduki Istana Kepresidenan di Sanaa.
Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi melakukan intervensi.
Koalisi Saudi memulai kampanye militer di Yaman sejak Maret 2015 dengan tujuan memberangus kelompok Houthi yang didukung kuat oleh Iran
Konflik ini disebut-sebut sebagai perang proksi antara Saudi dan Iran di kawasan karena sejumlah pihak menuding Teheran menyokong pergerakan Houthi.
Puluhan ribu rakyat Yaman meninggal akibat perang tersebut. Yaman bahkan didera krisis kelaparan dan wabah kolera.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap konflik yang telah berjalan selama lima tahun di Yaman ini sebagai krisis kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah.
(dea)