Turki pada Selasa (1/12) menuturkan mereka dan Rusia telah bersepakat untuk memantau gencatan senjata di wilayah Nagorno-Karabakh dari pusat penjaga perdamaian bersama.
Kesepakatan itu muncul setelah melalui pembicaraan selama berhari-hari antara para pejabat Turki dan Rusia tentang bagaimana dua kekuatan regional itu akan bersama-sama menerapkan gencatan senjata yang ditengahi Moskow dan telah ditandatangani oleh Armenia-Azerbaijan pada bulan lalu.
Dilansir AFP, rincian teknis untuk mendirikan pusat gabungan telah disimpulkan dan kesepakatan telah ditandatangani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Turki menambahkan pusat gabungan tersebut akan mulai bekerja secepat mungkin.
Bulan ini, parlemen Turki memilih menyebarkan misi untuk "mendirikan pusat bersama dengan Rusia dan melaksanakan kegiatan pusat tersebut".
Pengerahan akan berlangsung selama satu tahun dan ukurannya akan ditentukan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Rusia sendiri telah berulang kali mengatakan bahwa Turki tidak akan memiliki pasukan di darat berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata.
Turki adalah sekutu setia Azerbaijan dan dengan gigih mempertahankan haknya untuk merebut kembali tanah Nagorno-Karabakh. Azerbaijan sendiri kalah dari separatis etnis Armenia dalam perang 1988-1994.
Kesepakatan gencatan senjata mengakhiri lebih dari enam pekan pertempuran yang merenggut lebih dari 1.400 nyawa dan membuat etnis Armenia setuju untuk mundur dari sebagian besar wilayah Azerbaijan yang diperebutkan.