Amerika Serikat menargetkan dapat melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 100 juta orang atau 40 persen dari keseluruhan penduduknya hingga Februari 2021 mendatang.
Moncef Slauoi, penasihat sains untuk program pemerintah, Operation Warp Speed (OWS), menyatakan proses vaksinasi kemungkinan dapat dimulai dalam beberapa pekan ke depan.
Kemungkinan ini merujuk pada status vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna-NIH yang disinyalir bakal disetujui dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Antara pertengahan Desember hingga akhir Februari, kami dapat memberikan vaksin kepada 100 juta orang," ujar Slauoi seperti dikutip AFP, Rabu (2/12).
Ia kemudian menegaskan bahwa prioritas awal program ini adalah kelompok warga yang rentan, termasuk manula, pekerja medis, dan tim tanggap darurat.
Dengan kehadiran dua perusahaan produsen, Slauoi memperkirakan 20 juta orang akan mendapatkan vaksin pada Desember, kemudian 30 juta orang di Januari, dan 50 juta pada Februari.
Perkiraan ini belum termasuk pertimbangan jika vaksin Johnson & Johnson danAstraZeneca-Oxford juga sudah disetujui. Saat ini, kedua vaksin itu sudah memasuki tahap akhir pengembangan.
Kabar ini datang tak lama setelah pemerintah Inggris mengizinkan penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui pemakaian vaksin tersebut.
Setelah kabar Inggris tersebut, Slauoi menegaskan bahwa AS tak akan mengizinkan penggunaan darurat vaksin dari Pfizer tersebut sebelum pertemuan komite pengawas pada 10 Desember mendatang. Untuk vaksin Moderna, pertemuan serupa akan berlangsung pada 17 Desember.
Kepala petugas operasional OWS, Gus Perna, mengatakan bahwa vaksin itu disetujui, mereka akan langsung mendistribusikannya.
"Ketika keputusan pemakaian darurat disetujui, akan langsung ada pengantaran vaksin ke para warga dalam waktu 24 jam. Itu target kami," ujar Perna.
(has)