Malaysia: Label Halal Tak Pengaruhi Distribusi Vaksin Covid

CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2020 21:05 WIB
Pemerintah Malaysia mengatakan vaksin Covid-19 tidak harus mendapatkan sertifikasi halal agar dapat didistribusikan di negaranya.
Ilustrasi vaksin corona. (iStockphoto/licsiren)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan vaksin Covid-19 tidak harus mendapatkan sertifikasi halal agar dapat didistribusikan di Malaysia.

"Jika mereka (vaksin) bisa mendapatkan sertifikasi halal itu akan lebih baik, tapi kami tidak mendaftarkan obat berdasarkan status halal atau tidak. Kami juga mendaftarkan obat non-halal," kata Hisham kepada Straits Times.

Kekhawatiran mengenai kehalalan vaksin Covid-19 mulai mencuat ketika Malaysia menandatangani kesepakatan dengan beberapa produsen vaksin untuk memperoleh jatah pengiriman.


Sebelumnya, Komite Muzakarah Khusus Dewan Nasional Urusan Islam Malaysia telah bertemu pada Kamis (3/12) untuk membahas apakah vaksin dapat diberikan kepada umat Islam.

Pekan lalu, Menteri Agama Zulkifli Mohamad Al-Bakri mengatakan bahwa keputusan itu akan diumumkan setelah diserahkan kepada Raja untuk mendapatkan persetujuannya.

Tapi perusahaan farmasi Malaysia Pharmaniaga berencana membangun fasilitas vaksin halal pertama di dunia pada 2022.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Malaysia menandatangani kesepakatan dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat Pfizer pada November untuk memasok 12,8 juta dosis vaksin Covid-19 bagi 20 persen dari populasi.

Pihaknya juga telah menandatangani perjanjian dengan Fasilitas Covax untuk mencakup 10 persen dari populasi.

Selain itu, Malaysia juga akan mendapatkan vaksin dari China.

"Kalau pun ada bahan yang tidak boleh, proses transformasi kimiawi akan membuatnya bersih dan halal," kata Mufti Perlis Mohd Asri Zainul Abidin dalam postingan Facebook, usai menghadiri rapat komite Muzakarah pekan lalu.


Sebagaimana negara mayoritas Muslim lainnya, permasalahan halal atau tidak di Malaysia bisa menjadi masalah yang sensitif dan terkadang dapat meningkatkan ketegangan rasial.

Industri produk halal di Malaysia menyumbang 7,8 persen dari produk domestik bruto negara itu.

Pada Rabu (9/12), Malaysia mencatat 959 kasus baru virus corona dan lima kematian. Sehingga total kasus di negara itu berjumlah 76.265 dan total kematian mencapai 393 orang.

(ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER