Erdogan Abaikan Ancaman Uni Eropa soal Sengketa Migas

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2020 14:27 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tidak khawatir dengan ancaman sanksi Uni Eropa terkait sengketa eksplorasi energi di Laut Mediterania Timur.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (AFP/ADEM ALTAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan tidak khawatir dengan ancaman sanksi Uni Eropa terkait dengan sengketa eksplorasi energi dengan Yunani dan Siprus di Laut Mediterania Timur.

"Turki tidak akan terlalu khawatir dengan keputusan apapun terkait sanksi," kata Erdogan di Ankara sebelum berangkat dalam lawatan ke Azerbaijan, seperti dilansir Associated Press, Jumat (11/12).

Erdogan balik menuduh Uni Eropa tidak jujur dan tidak menepati janji kepada Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu unit kapal survei seismik bawah laut Turki, Oruc Reis, yang melakukan eksplorasi migas di perairan sengketa itu kembali. Namun, satu kapal lainnya, Barbaros Hayreddin, tetap berada di sebelah barat daya lepas pantai Siprus.

Erdogan menyatakan dia tidak akan mundur untuk mempertahankan hak Turki melakukan eksplorasi energi di Mediterania Timur.

Penasihat dan juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, mendesak Uni Eropa tidak melontarkan ancaman sanksi.

"Sanksi tidak akan mempan, dan pasti akan ada dampak lainnya. Kami hanya ingin agenda baru dengan Uni Eropa," kata Kalin.

Perseteruan antara Turki dan Yunani memuncak pada musim panas lalu ketika kedua negara sama-sama mengerahkan kapal perang ke perairan Mediterania Timur. Keduanya bahkan menggelar latihan perang dan membuka peluang terjadi konfrontasi militer di laut.

Turki menyatakan mereka berhak melakukan eksplorasi di kawasan itu. Sedangkan Yunani dan Siprus menyatakan Turki menerobos wilayah mereka dan melanggar hak eksplorasi migas secara eksklusif.

Di sisi lain, Erdogan juga menyatakan akan tetap melanjutkan pembelian rudal S-400 buatan Rusia, meski Turki merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Alhasil, Amerika Serikat membatalkan perjanjian pembelian jet tempur siluman F-35 dengan Turki.

NATO mengklaim rudal Rusia itu mengancam pertahanan mereka dan juga bisa melacak jet tempur F-35 yang memiliki kemampuan menghindari deteksi.

(ap/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER