Cerita WNI di UEA Jadi Relawan Vaksin Corona China

CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2020 17:55 WIB
Seorang mahasiswa asal Indonesia, Gabriel Firmansyah menjadi salah satu relawan yang ikut disuntikkan vaksin corona Sinopharm buatan China pada Jumat lalu.
Seorang WNI di UEA menjadi relawan vaksin Sinopharm. (Foto: AP/Ted S. Warren)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), sejak Rabu (9/12) telah membuka program sukarela bagi siapa saja yang ingin mencoba vaksinasi corona Sinopharm buatan China National Pharmaceutical Group Corporation. Seorang mahasiswa asal Indonesia yang berada di Indonesia ikut serta sebagai relawan dalam program tersebut.

Gabriel Firmansyah mengatakan jika ia telah menerima suntikan pertama vaksin Sinopharm pada Jumat (11/12) lalu.

Ia mengisahkan ketertarikannya menjadi relawan berawal ketika pemerintah Abu Dhabi membuka program vaksinasi yang diperuntukkan bagi warga lokal dan asing yang menetap di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya bisa divaksin ya karena memang pemerintah Abu Dhabi membuka program relawan untuk mencoba vaksin dari China. Program ini sudah dibuka sejak 9 Desember 2020," katanya ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (14/12).

"(Program vaksin) khusus residen Abu Dhabi saja, kalau Emirat lain seperti Dubai, Sharjah, dan lainnya, saya kurang tahu," ujarnya.

WNA bisa menjadi relawan vaksin

Untuk bisa mendapat suntikan vaksin, pria 21 tahun ini mengatakan jika relawan cukup datang ke tempat yang telah ditunjuk dan mendaftar langsung. Pendaftarannya pun gratis dan tidak ada batasan kuota relawan.

Gabriel mengisahkan jumlah relawan yang ikut serta hingga Jumat telah mencapai hampir 100 ribu orang.

"Nama vaksinnya Sinopharm, jenisnya kalau tidak salah inactivated vaccine, jadi kemampuan untuk membuat sakitnya sudah hilang. Ada 34 tempat yang bisa kita datangi langsung untuk ikut program vaksin ini," tambahnya.

Gabriel menjelaskan, nantinya per orang akan menerima dua vaksin. Suntikan kedua rencananya akan diberikan berselang 21 hari setelah pemberian suntikan pertama.

"Per orang akan menerima dua vaksin, tapi diberi jarak 21 hari di antara dua vaksin, jadi saya harus kembali lagi ke tempat yang sama pada 1 Januari untuk diberi dosis kedua dan diperiksa apakah ada efek atau tidak," terangnya.

Infografis Fakta 3 Vaksin Corona Buatan China Incaran RI(CNNIndonesia/Basith Subastian)

Gabriel mengatakan pemerintah setempat tidak membatasi jumlah relawan untuk mengikuti program vaksin ini, bahkan untuk WNA sekali pun. Asalkan memiliki kartu identitas, maka WNA dipersilahkan mendatangi tempat vaksinasi terdekat.

"Tidak ada (batasan), selama WNA punya kartu identitas pasti bisa ikutan. Kartu identitas itu semacam KTP gitu, durasinya tergantung permintaan sponsor kita. Tapi biasanya valid sampai lima tahun," ujarnya.

Menurut Gabriel, jumlah WNI di Abu Dhabi berjumlah sekitar 36 orang. Dari jumlah tersebut, tidak semuanya divaksinasi karena terkendala ID Card yang belum diperbarui.

"Yang saya tahu, teman-teman saya (PPI UEA) di Abu Dhabi sekitar 36 orang. Dan tidak semua ikutan program vaksin. Karena ada beberapa yang ID Card-nya harus diperbarui, jadi tidak bisa ikutan vaksin," ucapnya.

Tiga hari setelah disuntikkan vaksin, Gabriel mengaku jika ia dan teman-teman lain sesama WNI tidak menemukan gejala atau efek samping tertentu.

"Sejauh ini semuanya tidak ada gejala atau efek samping apa-apa sih, paling ya efek nyeri setelah disuntik saja," imbuhnya.

Relawan vaksin Sputnik V

Mahasiswa di Muhammad Bin Zayed University for Humanities itu juga menerangkan jika pemerintah Abu Dhabi juga membuka program relawan untuk disuntikkan vaksin buatan Rusia, Sputnik V. Berbeda dengan vaksin Sinopharm, relawan vaksin Sputnik V jumlahnya dibatasi hanya 500 orang saja dan diharuskan mendaftarkan diri lebih dulu secara daring.

Ketika disinggung mengenai batas waktu penutupan pendaftaran relawan, Gabriel mengatakan program vaksinasi tersebut nampaknya akan tersedia dalam jangka waktu lama dan bahkan, jumlah relawan akan terus bertambah.

Berkaca pada pengalamannya saat mendatangi tempat vaksinasi, ia menuturkan warga setempat cukup antusias menyambut program tersebut.

"Kemarin saja saya datang satu jam sebelum vaksin dimulai agar dapat nomor antrian awal. Setelah jam 09.00 (pagi) sudah ramai soalnya," katanya.

Kendati telah menerima vaksinasi, Gabriel mengatakan UEA tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti mewajibkan memakai masker dan mengukur suhu tubuh. Bahkan, di satu kesempatan, Gabriel pernah diusir oleh pemilik toko lantaran tidak mengenakan masker.

"Iya di sini meski pun lockdown sudah selesai, tetap wajib pakai masker di semua tempat dan diukur suhu tubuh setiap masuk tempat perbelanjaan. Bahkan masuk warung saja harus pakai masker, saya pernah diusir dari warung karena tidak pakai masker, hahaha," pungkasnya.

(ans/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER