Tunisia Enggan Ikuti Langkah Maroko Normalisasi dengan Israel

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 09:00 WIB
Tunisia menyatakan tidak tertarik mengikuti jejak Maroko membina hubungan diplomatik dengan Israel.
Perdana Menteri Tunisia, Hichern Mechichi. (AFP/FETHI BELAID)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Tunisia menyatakan tidak berencana mengikuti langkah negara tetangga mereka, Maroko, yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

"Tidak ada agenda tersebut bagi Tunisia," kata Perdana Menteri Tunisia, Hichem Mechichi, dalam wawancara dengan stasiun televisi France24, dan dikutip Al Monitor, Kamis (17/12).

"Kami menghormati keputusan Maroko. Maroko adalah negara saudara dan kami sangat mencintai mereka. Setiap negara mempunyai situasi dan cara diplomasi, yang dinilai menjadi yang terbaik bagi rakyatnya," ujar Mechichi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mechichi menyatakan sampai saat ini mereka belum didekati oleh pemerintah Amerika Serikat, yang bertindak menjadi perantara kesepakatan normalisasi dengan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika, yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko.

Sebelum Tunisia mendapat kemerdekaan dari Prancis pada 1956, ada sekitar 100 ribu etnis Yahudi menetap di sana. Di negara itu juga terdapat Sinagog Ghriba yang menjadi rumah ibadah umat Yahudi tertua di kawasan Afrika.

Kini diperkirakan hanya ada sekitar 2.000 etnis Yahudi di Tunisia. Sebagian besar dari mereka menetap di Pulau Djerba.

Saban tahun, ratusan penduduk Israel berziarah ke Djerba untuk memperingati Hari Raya Lag B'Omer di Sinagog Ghriba.

Di masa lalu, Tunisia dan Israel membina hubungan terbatas. Tunisia membuka kantor perwakilan di Israel pada 1996, tetapi ditutup empat tahun kemudian. Tunisia juga memutuskan hubungan dengan Israel karena alasan solidaritas terhadap gerakan pembebasan Palestina (intifada) gelombang kedua.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan mereka terus mendekat dan membujuk sejumlah negara di Timur Tengah dan kawasan lain yang mayoritas penduduknya Muslim untuk melakukan normalisasi hubungan.

Sementara itu, Penasihat Bidang Timur Tengah sekaligus menantu Presiden AS, Jared Kushner, menyatakan Arab Saudi tidak lama lagi bakal melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Namun, dia tidak bisa memastikan kapan hal itu terlaksana.

Saudi bahkan sudah mengizinkan pesawat maskapai Israel melintasi wilayah udaranya dalam penerbangan langsung menuju Uni Emirat Arab.

Manuver politik luar negeri AS itu dilakukan menjelang masa akhir pemerintahan Trump. Dia mencoba terus membujuk sejumlah negara untuk mau menjalin hubungan dengan Israel, sembari terus menekan Iran yang menjadi musuh bebuyutannya di kawasan Timur Tengah.

(al monitor/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER