Brasil Pecah Rekor Kematian Harian Covid-19, 1.092 Jiwa

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 15:36 WIB
Brasil melaporkan pecah rekor kematian tertinggi akibat Covid-19 dalam sehari untuk pertama kalinya, mencapai 1.092 jiwa sehingga total menjadi 184.827 orang.
Pecah rekor kematian harian akibat corona di Brasil mencapai 1.092 jiwa. (Foto: AP/Leo Correa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Brasil melaporkan pecah rekor kematian tertinggi akibat Covid-19 dalam sehari untuk pertama kalinya, mencapai 1.092 jiwa. Rekor kematian kali ini menjadikan total korban meninggal karena virus corona menjadi 184.827 orang.

Sejauh ini hanya Amerika Serikat yang mencatat kematian melampaui 180 ribu jiwa dalam waktu sehari.

Mengutip AFP, sejak November lalu Brasil terus mencatat lonjakan kasus dan kematian menjelang liburan Natal dan Tahun Baru. Brasil masih menjadi negara dengan infeksi corona tertinggi di Amerika Latin mencapai 7.111.527 kasus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, Amerika Selatan telah mencatat hampir 70 ribu kasus baru dalam waktu 24 jam terakhir sehingga total menjadi 12.268.695 kasus.

Rekor kematian akibat corona di Brasil memicu kekhawatiran di tengah rencana vaksinasi massal yang menuai kritik dari banyak pihak.Kementerian Kesehatan Brasil menargetkan bisa memvaksinasi 70 persen populasi, atau sekitar 150 juta orang dalam waktu 16 bulan.

Laporan kali ini berbanding terbalik dengan klaim Presiden Brasil Jair Bolsonaro pekan lalu yang mengklaim jika pandemi virus corona telah berakhir di negaranya. Bolsonaro juga mendapat kritik dari lawan politiknya karena kerap meremehkan krisisyang terjadi.

"Kita berada di ujung pandemi. Dibandingkan dengan negara lain, pemerintahan kita adalah yang terbaik, salah satu yang terbaik, dalam menangani pandemi," kata Bolsonaro dalam kunjungan ke kota Porto Alegre, seperti dilansir AFP, Sabtu (12/12).

Pernyataan Bolsonaro dibantah oleh para ahli. Mereka menyorot angka infeksi corona yang bertambah 54 ribu orang menjadi 6,8 juta jiwa.

"Presiden salah. Saya tidak tahu dari mana dia mendapatkan ide itu, tapi tidak ada indikator yang menunjukkan ini ujung sudah dekat," ujar Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Fiocruz Christovam Barcellos.

Barcellos mengingatkan situasi berisiko memburuk mengingat musim liburan akan tiba dan belahan bumi bagian selatan memasuki musim panas.

"Akan ada lebih banyak pergerakan manusia, tanpa upaya pengendalian dan dengan banyak kebijakan jaga jarak sosial yang dilonggarkan," ujarnya.

(afp/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER