China Suntik Vaksin Corona 50 Juta Orang pada Februari 2021

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 14:06 WIB
Pemerintah China berencana memvaksinasi 50 juta orang dalam kelompok priortas tinggi terpara corona sebelum puncak musim libura Imlek.
China akan mulai vaksin corona bagi 50 juta orang jelang libur Imlek 2021. (Foto: iStockphoto/simon2579)
Jakarta, CNN Indonesia --

China berencana untuk mulai program vaksinasi corona massal bagi 50 juta orang dalam kelompok prioritas tinggi terpapar Covid-19 sebelum libur tahun baru Imlek.

Beijing berencana mendistribusikan 100 juta dosis vaksin buatan Sinopharm dan Sinovac. Kedua vaksin tersebut telah mengantongi izin darurat penggunaan dari pemerintah China, disampung dua vaksin lain buatan Cansino untuk militer.

South China Morning Post melaporkan para pejabat telah diminta untuk merampungkan rencana 50 juta dosis vaksin pertama pada 15 Januari, menyusul pada 5 Februari untuk dosis kedua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inokulasi massal dilakukan untuk kelompok dengan prioritas tinggi terpapar virus corona, demi mengurangi risiko penyebaran selama masa libur Imlek. Kelompok prioritas tinggi termasuk petugas kesehatan, polisi, pemadam kebakaran, petugas bea cukai, petugas kargo, pekerja transportasi dan logistik.

Provinsi Sichuan menjadi salah satu lokasi vaksinasi massal bagi masyarakat umum setelah memvaksinasi orang tua dan kelmpok rentan pada awal 2021 nanti.  Seorang pejabat kesehatan Provinsi Sichuan mengatakan bahwa vaksin bagi masyarakat umum akan diberikan setelah liburan tahun baru Imlek pada Februari nanti.

Sekitar 118 ribu dosis vaksin telah tiba di Sichuan pada Kamis (17/12). Rencananya vaksin tersebut akan digunakan untuk semua kelompok berisiko tinggi pada 5 Februari, sebelum disuntikkan ke seluruh penduduk.

Dilansir dari AFP, sejauh ini setidaknya satu juta orang pada kelompok prioritas, termasuk pegawai negeri dan pelajar asing di China telah disuntik vaksin corona.

Sichuan menjadi provinsi pertama di China yang mengungkap jadwal rencana vaksinasi untuk masyarakat umum.

Dalam beberapa pekan terakhir Sichuan melaporkan sejumlah klaster kecil baru, termasuk satu infeksi pada Jumat (18/12).

China diketahui memiliki lima kandidat vaksin corona yang memasuki tahap akhir pengembangan. Dari kelima vaksin tersebut belum ada yang menerima persetujuan resmi dan publikasi hasil uji coba tahap akhir pun belum dirilis.

Publikasi uji coba tahap akhir vaksin yang belum dirilis memicu sikap skeptis dari sejumlah negara. Brasil dan Kamboja termasuk dalam dua negara yang meragukan efektifitas vaksin Sinovac dari China.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyatakan jika negaranya tidak akan menerima vaksin buatan Sinovac Biotech yang sejauh ini belum mendapat sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kamboja bukan tempat sampah dan bukan tempat untuk uji coba vaksin," ujarnya dikutip dari Nikkei Asia merujuk pada kesepakatan antara Kamboja dan China terkait kerja sama vaksin Sinovac.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang dinyatakan pulih setelah sempat terpapar virus corona juga menolak divaksin. Selain memicu keraguan, ia menolak disuntikkan vaksin dan program wajib vaksin corona.

"Beberapa orang menyebut saya memberikan contoh buruk, siapa bilang saya idiot, saya telah terpapar virus, saya memiliki antibodi, jadi kenapa harus disuntikkan vaksin lagi? Bagaimana Anda bisa memaksa seseorang untuk divaksin yang belum menyelesaikan [uji klinis] fase ketiga?," kata Bolsonaro seperti mengutip Associated Press.

(afp, scmp/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER