Belanda memutuskan untuk tidak ikut serta dalam program vaksinasi corona bersama Uni Eropa yang akan digelar serentak akhir pekan mendatang. Pemerintah Belanda justru memilih untuk mulai vaksin massal pada 8 Januari 2021 demi memastikan keamanan vaksin yang digunakan oleh kelompok usia tertentu.
Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge mengatakan negaranya tidak akan memulai vaksinasi Covid-19, setidaknya hingga awal tahun nanti.
Menurutnya, itu adalah "perencanaan tercepat yang layak" dan akan bergantung pada keputusan Otoritas Obat Eropa (EMA) dalam mengesahkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen di awal pekan mengatakan bahwa UE akan memulai vaksinasi Covid-19 bersama pada Minggu (27/12). Dia menyebutnya sebagai "momen Eropa" dalam pertempuran melawan virus.
Tapi Hugo mengatakan negaranya perlu mengambil langkah nasional ekstra, termasuk mengeluarkan saran mendesak dari otoritas lokal tentang kesesuaian vaksin untuk kelompok-kelompok tertentu.
"Ini adalah perencanaan tercepat yang memungkinkan, dengan mempertimbangkan semua persyaratan kehati-hatian dan langkah-langkah yang hanya dapat diambil setelah persetujuan EMA," kata Hugo dalam sebuah pernyataan seperti mengutip AFP.
"Pada akhirnya, cakupan vaksinasi setinggi mungkin adalah tujuan kami. Kami hanya dapat mencapai ini jika orang memiliki kepercayaan pada vaksin dan proses vaksinasi."
Lebih lanjut, dia menuturkan, para staf di panti jompo dan fasilitas difabel serta para perawat distrik akan menjadi prioritas utama vaksinasi.
Untuk menekan penyebaran virus corona, mulai Selasa (15/12) Belanda kembali memberlakukan lockdown dengan menutup sekolah-sekolah dan semua toko non-esensial. Pemerintah juga meminta semua orang untuk tetap berada di rumah.
Sejauh ini, otoritas Belanda telah mengumumkan rekor harian baru dengan 13 ribu infeksi baru. Lebih dari 10 ribu orang telah meninggal karena Covid-19 sehingga total kematian menjadi 10.321 jiwa dengan 652.525 kasus.
(ans/evn)