Sebuah bom mobil meledak di ibu kota Kabul, Afghanistan, pada Minggu (20/12) pagi waktu setempat, dan menewaskan sembilan orang serta melukai seorang anggota DPR setempat.
Menurut Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Masoud Andarabi, korban luka dalam kejadian itu mencapai 20 orang, termasuk seorang anggota dewan perwakilan rakyat, Khan Mohammad Wardak. Dia mengatakan Wardak saat ini dalam kondisi stabil, seperti dilansir Associated Press, Senin (21/12).
Andarabi menyatakan ada kemungkinan jumlah korban bertambah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bom mobil itu meledak ketika Wardak dan rombongannya melintasi di sebuah persimpangan di kawasan Khoshal Khan. Api akibat ledakan menyambar sejumlah kendaraan penduduk yang diparkir di sekitarnya, serta merusak sejumlah bangunan dan pertokoan.
Sampai saat ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas insiden itu. Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mendesak Taliban menaati kesepakatan gencatan senjata dan menghentikan aksi kekerasan terhadap penduduk sipil.
Sebab, kedua belah pihak saat ini tengah menggelar perundingan damai. Namun, Ghani tidak secara langsung menuduh Taliban yang melakukan serangan bom itu.
Di sisi lain, kelompok ISIS Afghanistan menyatakan bertanggung jawab atas serangan lima roket pada Sabtu (19/12) lalu ke pangkalan angkatan bersenjata Amerika Serikat. Dilaporkan tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam kejadian itu.
Seorang pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membenarkan serangan itu, tetapi dia menyatakan landasan pesawat terbang tidak mengalami kerusakan.
Dalam laporan lain disebutkan aparat keamanan Afghanistan berhasil menggagalkan serangan bom mobil di distrik Nawa, Provinsi Helmand. Mereka berhasil menembak mati pengemudi mobil sebelum meledakkan kendaraannya, meski dua tentara cedera akibat tersenggol mobil itu.
Proses perundingan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan di Qatar berlangsung alot. Keduanya ingin mengakhiri peperangan yang sudah terjadi di negeri itu selama beberapa dasawarsa, serta memerangi kelompok ISIS.
(associated press/ayp)