Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia akan mengirimkan dokumen terkait vaksin kepada Covax, inisiatif global yang memudahkan negara-negara berkembang mendapatkan akses vaksin corona.
Ia menuturkan dokumen tersebut salah satunya berkaitan dengan penyediaan sistem pendingin vaksin Covid-19. Rencananya, dokumen tersebut akan dikirim pada 8 Januari 2021 mendatang.
"Selanjutnya melalui diplomasi kami juga akan terus mengawal subsmisi dokumen lainnya yaitu vaksin request form part B, mengenai indemnifikasi yang menurut rencana akan kami serahkan pada 8 Januari 2021, dan juga cold chain equipment atau CCE support request terkait dengan kapasitas teknis penyediaan sistem pendingin vaksin pada kuartal I 2021," ujarnya dalam konferensi per Kedatangan Vaksin Covid-19 Tahap Dua, Kamis (31/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan dokumen tersebut merupakan lanjutan dokumen terdahulu yang telah dikirim kepada Covax. Ia menuturkan dokumen yang pernah disampaikan itu berisi permintaan vaksin kepada Covax.
"Sebagai tambahan info, dari apa yang saya sampaikan kemarin di Bandung mengenai pengamanan vaksin dari track multilateral. Sejauh ini pemerintah Indonesia telah mengirimkan 2 dok aplikasi yaitu vaksin request dan technical assistant form kepada Covax pada November dan Desember," paparnya.
Ia mengatakan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan serta pemangku kepentingan terkait akan akan berkoordinasi untuk memastikan semua infrastruktur logistik vaksin di dalam negeri sesuai kebutuhan jenis vaksin yang dipesan.
Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan Indonesia sudah memesan sekitar 371 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin tersebut dipesan dari beberapa perusahaan farmasi asing.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan angka pesanan itu diperoleh dari Komite Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
"Secara total sampai 2022 ada 371 juta vaksin, itu sudah direncanakan dalam KPC-PEN," ujarnya dalam konferensi per akhir tahun Kementerian PPN/Bappenas, Senin (28/12).
Ia merincikan vaksin Covid-19 tersebut dipesan untuk kedatangan di 2021 dan 2022 mendatang. Detailnya, Indonesia telah memesan vaksin covid-19 dari Sinovac sebanyak 116 juta dosis pada 2021 dan Novavax sebanyak 52 juta dosis di 2021.
Lalu, vaksin covid-19 dari Pfizer Inc and BioNtech sebanyak 45 juta dosis di 2021, selanjutnya AstraZeneca 50 juta dosis dan terakhir Covax sebanyak 12 juta dosis.
Nantinya, vaksin yang berasal dari aliansi Covax merupakan vaksin yang ada di pasaran seperti AstraZeneca, Pfizer, hingga Sinovac.
Selain itu, Indonesia juga telah memesan kebutuhan vaksin covid-19 untuk 2022 mendatang. Vaksin dari Sinovac dan Novavax dengan total sebanyak 87 juta dosis.
(ulf/fea)