Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Selasa (5//1). Mulai dari Inggris perketat lockdown karena lonjakan kasus mutasi virus corona hingga Kemlu buka suara soal seaglider diduga milik China.
1. Lonjakan Kasus Mutasi Corona, Inggris Perketat Lockdown
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali menerapkan penguncian wilayah (lockdown) ketat secara nasional setelah mengalami lonjakan kasus infeksi virus corona mutasi baru dalam beberapa waktu terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelas bahwa kita semua perlu berbuat lebih banyak lagi untuk mengendalikan kasus varian baru corona ini. Itu berarti pemerintah sekali lagi memerintahkan Anda semua untuk berdiam diri di rumah," kata Johnson pada Senin (4/1).
Dalam pidatonya yang disiarkan langsung di seluruh negeri, Johnson menuturkan lockdown kali ini pun turut menghentikan aktivitas sekolah.
"Itu berarti tidak mungkin dan tidak adil melangsungkan seluruh ujian sekolah musim panas ini seperti biasa," kata Johnson.
2. Jack Ma Hilang, Video Prediksi Tewas Beredar Lagi
Hilangnya pendiri Alibaba, Jack Ma, dari pandangan publik dalam dua bulan terakhir menimbulkan sejumlah spekulasi.
Seperti dikutip dari Newsweek, sebuah video yang meramalkan nasib miliarder China itu, terbunuh atau dipenjara kembali ramai dibicarakan di media sosial.
Video dari wawancara September 2019 itu telah dibagikan ratusan kali di Twitter saat orang-orang berspekulasi tentang apa yang terjadi pada Ma.
Video tersebut berisi percakapan miliarder China Guo Wengui, yang mengasingkan diri setelah mengungkapkan dugaan korupsi di negara tersebut.
Dia mengatakan kepada Real Vision bahwa "hanya ada dua cara" masa depan Ma setelah dia meninggalkan Alibaba.
3. Kemlu soal Seaglider Diduga Milik China: Masih Diteliti TNI
Kementerian Luar Negeri RI mengatakan sebuah UUV (unmanned underwater vehicle) atau seaglider yang ditemukan di Pulau Tenggol, Masalembu, Kepulauan Selayar, masih diteliti oleh TNI. Sejumlah pihak menduga benda itu milik China.
Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan kementeriannya akan berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut dan pihak berwenang lainnya terkait penyelidikan seaglider asing tersebut.
"Kemlu akan berkoordinasi dengan pihak TNI AL serta otoritas terkait lainnya guna mendapatkan informasi yang lebih rinci setelah penelitian selesai dilakukan," kata Faizasyah saat dikonfirmasi kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (5/12).
Faizasyah mengatakan penyelidikan masih membutuhkan waktu sekurang-kurangnya satu bulan.