Seorang perawat menjadi orang pertama di Belanda yang menerima suntikan vaksin corona buatan Pfizer-BioNTech pada Rabu (6/1).
Sanna Elkadiri (39) merupakan perawat untuk pasien demensia di sebuah panti jompo di wilayah selatan Belanda. Elkadiri mengaku ia tidak merasa ragu ketika ditawari kesempatan untuk divaksin.
"Ini adalah awal dari akhir krisis ini," kata Menteri Kesehatan Hugo de Jonge.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama akhir pekan, kemarahan publik meningkat dan jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan publik kepada pemerintah mulai memudar setelah Belanda memutuskan menjadi negara terakhir di antara negara-negara besar Uni Eropa yang memulai vaksinasi corona.
Dalam debat di parlemen pada Selasa (5/1), Perdana Menteri Mark Rutte membela keterlambatan itu.
"Masalah utamanya adalah kami mendapatkan (persetujuan peraturan vaksin) lebih cepat dari yang kami perkirakan. Itu adalah vaksin yang berbeda (dari yang kami perkirakan)... Membuatnya tidak mungkin menjadi fleksibel," ujarnya seperti mengutip Reuters.
Pemerintah Belanda mengira vaksin Ofxord-AstraZeneca akan disetujui terlebih dahulu, meski Rutte tidak menjelaskan alasannya. Vaksin Moderna diharapkan menjadi vaksin kedua yang akan didukung oleh European Medicines Agency (EMA) pada Rabu (6/1) malam.
Setelah ditinjau, pemerintah Belanda dan Institut Kesehatan Nasional (RIVM) membatalkan rencana untuk terlebih dahulu memvaksinasi lansia di panti jompo.
Vaksin Pfizer-BioNTech kemudian akan diberikan kepada staf panti jompo dan petugas kesehatan. Daftar penerima vaksin akan bertambah seiring semakin banyaknya vaksin yang tersedia.
Kendati demikian, infeksi Covid-19 di Belanda tetap tinggi dalam beberapa pekan terakhir meskipun negara telah memberlakukan lockdown ketat dengan menutup semua sekolah dan sebagian besar toko.
(ans/evn)