Sederet mantan Presiden Amerika Serikat (AS) mengecam kekerasan massa pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu gedung Kongres Capitol Hill, Washington D.C, pada Rabu (6/1) waktu setempat.
Dilansir dari CNN, Kamis (7/1), mantan Presiden AS George W. Bush misalnya, menyebut aksi massa pendukung Trump sebagai pemberontakan dan menyamakan situasinya dengan 'republik pisang'.
Republik pisang mengacu pada kondisi politik suatu negara yang tidak stabil dan perekonomiannya bergantung pada produk ekspor terbatas seperti pisang atau air mineral.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terkejut dengan perilaku sembrono dari beberapa pemimpin politik sejak pemilihan dan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan hari ini untuk institusi kami, tradisi kami dan penegakan hukum kami," kata Bush.
Sementara mantan Presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama menyebut kerusuhan di Capitol akibat ulah Trump berbohong tentang hasil pemilihan presiden yang memenangkan Joe Biden.
"Ini aib besar bagi negara kita," tuturnya.
Mantan Presiden Bill Clinton juga mengecam kerusuhan itu sebagai serangan yang selama ini tak pernah terjadi di AS.
"Hari ini kami menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Capitol kami, konstitusi kami, dan negara kami," kata mantan presiden Partai Demokrat itu dalam sebuah pernyataan.
Ia menuding Trump sebagai pihak yang memicu kerusuhan karena ingin membatalkan hasil pemilihan presiden yang memenangkan Biden.
![]() |
Kemudian Presiden AS ke-39 Jimmy Carter juga mengaku terganggu dengan kerusuhan yang terjadi di Capitol. Ia menyebutnya sebagai sebuah tragedi nasional.
"Kami bersama warga mendoakan resolusi damai agar perpindahan kekuasaan ini dapat diselesaikan seperti yang kami miliki selama lebih dari dua abad," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, massa pendukung Trump menyerbu gedung Kongres yang menjadi tempat para anggota mengesahkan kemenangan Biden sebagai presiden AS.
Massa juga sempat bentrok dengan aparat kepolisian setelah sempat memaksa masuk ke dalam gedung.
Satu orang wanita dikabarkan tewas saat menyerbu masuk gedung Kongres.
(psp)