Media China Ledek Kerusuhan Massa Trump di Capitol Hill

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 14:21 WIB
Media pemerintah China meledek kerusuhan di Amerika Serikat saat massa pendukung Trump membobol Gedung Kongres Capitol Hill.
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Kongres Capitol Hill. (AP/John Minchillo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Media pemerintah China pada Kamis (7/1) pagi meledek kerusuhan di Amerika Serikat saat massa pendukung Presiden Donald Trump membobol Gedung Kongres Capitol Hill.

Tabloid pemerintah China, Global Times, membandingkan kerusuhan itu dengan aksi protes anti-pemerintah Hong Kong pada 2019 melalui sebuah gambar yang diposting di Twitter.

Dalam postingannya, terlihat foto demonstran Hong Kong yang menduduki Kompleks Dewan Legislatif kota pada Juli 2019 berdampingan dengan foto dari kerusuhan di Washington pada Rabu (6/1).


"Nancy Pelosi pernah menyebut kerusuhan Hong Kong sebagai 'pemandangan yang indah untuk dilihat'- masih belum terlihat apakah dia akan mengatakan hal yang sama tentang perkembangan terkini di Capitol Hill," cuit Global Times di Twitter.

Di platform media sosial China, Weibo, Liga Pemuda Komunis China juga menggambarkan kerusuhan AS sebagai "pemandangan indah".

Dilansir AFP, tagar "Pendukung Trump menyerbu Capitol AS" tersemat di Weibo pada Kamis dan telah dilihat sebanyak 230 juta kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini, semua pemimpin negara Eropa telah menunjukkan standar ganda dan mengutuknya (kerusuhan Washington)," tulis salah satu pengguna Weibo yang mendapatkan lebih dari 5 ribu tanda suka.

"Saya tidak tahu laporan standar ganda seperti apa yang akan diberitakan oleh media Hong Kong atau Taiwan kali ini," tulis pengguna lainnya.

"Apa yang terjadi di Dewan Legislatif Hong Kong tahun lalu terulang di Capitol AS," komentar pengguna lain.

Meski tampak serupa, namun ada perbedaan mencolok terkait penyebab dan motivasi dari dua kericuhan tersebut.

Demonstran Hong Kong menerobos ke badan legislatif untuk menuntut demokrasi penuh dan menghentikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan Nasional.


Sejak itu, China bersikap keras terhadap Hong Kong dengan memberlakukan undang-undang tersebut, menangkap sejumlah kritikus, dan membungkam perbedaan pendapat.

Sementara, massa pendukung Trump mencoba membatalkan pengesahan hasil pemilihan presiden 2020.

Presiden AS terpilih Joe Biden mengatakan massa tersebut telah merusak demokrasi dengan mencoba membalikkan kekalahan Trump dalam pilpres yang digelar awal November lalu.

(ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER