Populasi Taiwan Turun untuk Pertama Kali di 2020

AFP | CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2021 19:31 WIB
Taiwan mencatat penurunan populasi untuk pertama kalinya karena pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi 165 ribu jiwa.
Populasi Taiwan untuk pertama kalinya turun menjadi 23,56 juta jiwa pada 2020. (Foto: AP/Chiang Ying-ying)
Jakarta, CNN Indonesia --

Populasi penduduk Taiwan dilaporkan turun menjadi 23,56 juta jiwa untuk pertama kalinya pada tahun 2020. Data Kementerian Dalam Negeri Taiwan mencatat angka kelahiran penduduk turun tujuh persen pada 2020 dibandingkan setahun sebelumnya menjadi 165 ribu.

Bukan hanya angka kelahiran, angka kematian di Taiwan untuk pertama kalinya juga turun sehingga membuat populasi Taiwan menurun sekitar 0,2 persen.

Ahli demografis mengatakan jika wanita Taiwan lebih memilih untuk menikah di usia tua bahkan sampai memilih untuk melajang dibanding membangun rumah tangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, faktor meningkatnya biaya hidup dan tunjangan pengasuhan anak yang tidak mencukupi juga telah memaksa beberapa perempuan pekerja di Taiwan menunda rencana untuk menikah.

Menurut AFP, rekor terendah sebelumnya angka kelahiran bayi turun 166 ribu tahun 2010. Sebab, menurut kepercayaan masyarakat China, tahun 2020 merupakan tahun macan saat penurunan angka kelahiran dianggap sebagai hal lazim.

Berbanding terbalik dengan 2020, 2024 diperkirakan menjadi tahun yang menguntungkan dan kerap terjadi lonjakan kelahiran pada tahun naga.

Selain Taiwan, Korea Selatan juga melaporkan untuk pertama kalinya dalam sejarah mengalami penurunan populasi pada 2020. Tren ini diperkirakan memburuk pada 2021 lantaran pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Sensus terbaru yang dirilis pada Minggu (3/1) menunjukkan populasi Korsel tercatat mencapai 51.829.023 pada akhir Desember 2020, turun 20.838 dari tahun sebelumnya.

"Ini lebih buruk dari yang diharapkan. Dan akibat pandemi Covid-19, jumlah kelahiran di tahun baru dikhawatirkan akan semakin menurun," kata Choi Jin-ho, profesor sosiologi di Universitas Ajou di Suwon, selatan Seoul.

Choi mengatakan meningkatnya pengangguran, membengkaknya biaya perumahan, dan beban keuangan lainnya terkait dengan memiliki anak, telah menjadi masalah bagi banyak anak muda Korea untuk menikah atau memulai sebuah keluarga selama setahun terakhir.

Untuk 2020, Korsel melaporkan 275.815 kelahiran, turun 10,65 persen dari tahun sebelumnya. Sementara 307.764 orang meninggal pada 2020, meningkat 3,1 persen dari 2019.

Dilansir kantor berita Yonhap, jumlah kematian di Korsel meningkat setiap tahun dari 2011 hingga 2018 sebelum turun pada 2019, dan kemudian meningkat kembali pada 2020 karena pandemi virus corona.

Padahal satu dekade sebelumnya, populasi Korsel selalu meningkat setiap tahun. Meskipun tingkat pertumbuhan terus menurun dari waktu ke waktu, seperti 1,49 persen pada 2010 menjadi hanya 0,05 persen pada 2019.

Untuk 2020, Korsel melaporkan 275.815 kelahiran, turun 10,65 persen dari tahun sebelumnya. Sementara 307.764 orang meninggal pada 2020, meningkat 3,1 persen dari 2019.

Berdasarkan kelompok usia, penduduk Korsel paling banyak berusia 50an, terhitung 16,7 persen dari populasi. Disusul kelompok usia 40an dengan 16 persen, 30an dengan 13,3 persen, dan 20an dengan 13,1 persen.

(din/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER