Jumlah temuan kasus infeksi varian baru Covid-19 di Provinsi Hubei, China bertambah pada Minggu (10/1) menjadi 69 kasus baru. Hal tersebut mendorong pemerintah setempat untuk mengambil sejumlah langkah penanganan guna menekan laju penyebaran virus baru agar tidak meluas.
Berdasarkan data yang dihimpun AFP, jumlah kasus infeksi varian baru Covid-19 di Hubei hingga Sabtu (9/1) bertambah 36 kasus baru sehingga total keseluruhan infeksi varian baru Covid-19 di China menjadi 69 kasus.
Hal ini mendorong pemerintah China mendorong sejumlah aturan baru. Di antaranya memperketat pergerakan warga di tempat publik hingga mewajibkan pengemudi taksi dan ojek online untuk memindai kode kesehatan penumpang sebelum menaiki armada mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat kesehatan Hubei, Pang Xinghuo menyatakan aturan baru ini dilakukan setelah pemerintah menemukan kasus baru bersumber dari seorang pengemudi ojek daring di Beijing.
Menurut pejabat transportasi Beijing, Rong Jun, mengatakan pemerintah China bahkan telah menjatuhi denda kepada 96 pengemudi aplikasi ojek daring, Didi dengan total 1 juta yuan atau senilai Rp2,1 miliar karena tidak menerapkan tindakan pencegahan virus Corona dengan tepat, seperti lalai mengenakan masker.
Sementara itu, dalam buletin harian Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan 21 kasus infeksi baru yang muncul adalah kasus impor atau dari luar negeri.
Atas temuan tersebut, pemerintah China berusaha menahan infeksi yang meningkat pemerintah dengan membatasi keluar masuk kendaraan dari luar kota. Seperti di kota Shijiazhuang pemerintah melarang semua kendaraan meninggalkan kota dan menghentikan jadwal operasional transportasi umum.
Sebelumnya pemerintah China memutuskan memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) di dua kota di selatan Beijing yaitu Shijiazhuang dan Xingtai di Provinsi Hebei. Lockdown diberlakukan setelah muncul laporan lonjakan infeksi virus corona di kedua kota tersebut.
(nel/asa)