Kementerian Luar Negeri RI menyatakan sembilan warga Indonesia anak buah kapal (ABK) Taiwan masih hilang di perairan Samudera Pasifik.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan Amerika Serikat, termasuk US Coast Guard, telah membantu pencarian.
Per 11 Januari, kata Judha, AS telah melakukan 27 penerbangan SAR untuk mencari sembilan WNI ABK dan sang kapten yang merupakan warga Taiwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total jam terbang pencarian ABK dimaksud mencapai sekitar 260 jam. Area pencarian telah menjangkau seluas 39.943 square nautical miles," kata Judha dalam keterangan tertulis yang didapat CNNIndonesia.com pada Kamis (14/1).
Judha menuturkan US Coast Guard mengerahkan beberapa pesawat Hercules C-130, sementara Angkatan Laut AS mengirim pesawat Poseidon-8 untuk melakukan pencarian.
"AS juga mengerahkan 3 unit AMVER Vessel/Rescue serta 4 kapal ikan milik Taipei," ujar Judha.
Kapal penangkap ikan tuna Taiwan, Yong Yu Sing, Nomor 18 dinyatakan hilang pada 1 Januari lalu, setelah hilang kontak pada 30 Desember 2020.
Meski kapal yang hilang itu sudah ditemukan, tetapi kapten bermarga Li dan sembilan awak asal Indonesia belum ditemukan.
Lihat juga:Curhat WNI di Tengah Lockdown Ketiga Inggris |
Judha menuturkan proses pencarian 10 orang tersebut juga dipengaruhi oleh cuaca. Ia memaparkan kondisi cuaca minggu ini diprediksi kurang bersahabat.
"Jika cuaca memungkinkan pencarian akan dilakukan dengan jumlah kapal lebih besar. Namun jika cuaca memburuk, SAR akan dihentikan sementara, menunggu situasi cuaca yang lebih kondusif," ujar Judha.
Judha memaparkan KBRI Washington D.C dan KJRI Los Angeles terus berkoordinasi dengan otoritas AS, termasuk dengan US Coast Guard dan Kantor Gubernur Hawaii.
(rds/evn)