Badan Kesehatan Norwegia menjamin keamanan vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech, setelah tercatat ada 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai disuntik vaksin.
Dilansir surat kabar The New York Times, Senin (18/1), Kepala Bidang Pengobatan Badan Kedokteran Norwegia, Dr. Steinar Madsen, menyatakan kematian puluhan penghuni panti jompo itu diperkirakan tidak berkaitan langsung dengan vaksinasi.
Menurut laporan, 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai disuntik vaksin Covid-19 sempat mengalami sakit keras. Namun, sebagian dari mereka memang kondisi kesehatannya sudah menurun dan diperkirakan memang tidak lama lagi meninggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Madsen, efek samping vaksin yang umum terjadi saat pasien yang lanjut usia itu disuntik bisa mengakibatkan komplikasi berat. Akan tetapi, menurut dia bahaya infeksi Covid-19 jauh lebih besar ketimbang vaksinasi.
Sampai saat ini pakar kesehatan setempat dan pemerintah masih mempelajari kematian 33 penghuni panti jompo itu. Mereka berencana membahasnya dengan Badan Kedokteran Eropa pada pertemuan pekan ini.
Pemerintah Norwegia menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat.
Pfizer-BioNTech lantas menyampaikan ucapan turut berduka cita terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh 33 penghuni panti jompo yang meninggal usai vaksinasi.
Mereka menyatakan pemerintah Norwegia memprioritaskan vaksinasi terhadap para penghuni panti jompo, sebagian dari mereka bahkan sudah sangat sepuh dan memiliki penyakit bawaan lain. Bahkan ada yang sakit berat dan diperkirakan umurnya tidak akan lama.
Terkait kejadian itu, Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia menyatakan tidak akan mengubah jadwal dan skema vaksinasi, yakni tetap mengutamakan penghuni panti jompo yang berusia di atas 85 tahun serta para tenaga kesehatan.
Akan tetapi, pada 11 Januari lalu mereka membuat pernyataan untuk lebih berhati-hati untuk memberikan vaksin terhadap para lansia yang kondisinya sudah sangat lemah.
Astrid Meland yang merupakan penulis di surat kabar nasional Norwegia, VG, meminta pemerintah Norwegia lebih terbuka dan memberikan gambaran utuh terkait kejadian itu.
"Pemerintah Norwegia gagal mengkomunikasikan kejadian mengejutkan ini, dan aturan pemberian vaksin belum berubah," tulis Astrid.
"Sangat disayangkan berita ini beredar sangat cepat, dan meninggalkan kesan bahwa vaksin itu mematikan. Sayangnya kelompok yang tidak percaya vaksin tidak berminat menggunakan berita ini," lanjut Astrid.
Saat ini tercatat ada 59 ribu kasus infeksi Covid-19 di Norwegia, dengan 520 orang meninggal.
(the new york times/ayp)