Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mendesak China untuk berhenti menekan Taiwan. Desakan itu muncul menyusul laporan Taiwan bahwa Beijing mengerahkan pesawat pembom dan jet tempur ke wilayahnya pada Sabtu (23/1).
"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan. Dan sebaliknya terlibat dalam dialog yang bermakna dengan perwakilan Taiwan yang terpilih secara demokratis," kata Juru Bicara Kemlu AS Ned Price dalam sebuah pernyataan.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Emily Horne mengatakan komitmen AS untuk Taiwan tetap "kokoh" setelah duta besar de facto Taiwan di Washington Hsiao Bi-khim menghadiri inagurasi pelantikan Presiden Joe Biden pada Rabu (20/1).
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan delapan pesawat pembom China dan empat jet tempur memasuki sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Sabtu (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, telah melakukan penerbangan hampir setiap hari di atas perairan antara bagian selatan Taiwan dan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan di Laut China Selatan (LCS) dalam beberapa bulan terakhir.
Biasanya jumlahnya hanya berupa satu atau dua pesawat pengintai, sementara jumlah yang dikerahkan baru-baru ini adalah hal yang tidak biasa. Taiwan menuturkan pesawat itu terdiri dari delapan pembom H-6K berkemampuan nuklir dan empat jet tempur J-16.
Sebuah peta yang ditunjukkan Kemenhan Taiwan memperlihatkan bahwa pesawat tersebut, termasuk pesawat anti-kapal selam Y-8, terbang di atas perairan di dekat Kepulauan Pratas meskipun masih jauh dari daratan Taiwan.
Kemenhan menambahkan angkatan udara Taiwan telah memperingatkan pesawat tersebut dan mengerahkan rudal untuk memantau mereka.
"Serangan peringatan lintas udara telah ditugaskan, peringatan radio dikeluarkan, dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan untuk memantau aktivitas tersebut," ujarnya dalam pernyataan singkat.
Dilansir Reuters, sejauh ini belum ada komentar langsung dari China. Pengerahan ke-12 pesawat militer tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Biden resmi menjabat.