Armada kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat memasuki Laut China Selatan (LCS) pada Sabtu (23/1).
Gugus armada itu dipimpin oleh kapal induk USS Theodore Roosevelt.
Dalam sebuah pernyataan, Komando Indo-Pasifik Angkatan Laut AS menuturkan armada kapal perang tersebut memasuki Laut China Selatan, ketika Taiwan melaporkan bahwa wilayah udaranya diterobos oleh pesawat pengebom dan jet tempur China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden itu terjadi di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan di sekitar Kepulauan Pratas.
Lebih lanjut, dalam pernyataannya, kapal Theodore Roosevelt didampingi oleh kapal penjelajah rudal kelas Ticonderoga, USS Bunker Hill, kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke, USS Russell, dan USS John Finn.
Melansir Reuters, Angkatan Laut AS mengklaim bahwa tujuan kapal induk mereka memasuki Laut China Selatan adalah untuk melakukan operasi rutin "guna memastikan kebebasan navigasi dan membangun kemitraan yang mendorong keamanan maritim".
"Setelah berlayar melalui perairan selama 30 tahun dalam karier saya, sangat menyenangkan berada di Laut China Selatan lagi, melakukan operasi rutin, mempromosikan kebebasan laut, dan meyakinkan sekutu dan mitra," kata Laksamana Muda Doug Verissimo, dalam pernyataannya.
"Dengan dua pertiga perdagangan dunia melalui wilayah yang sangat penting ini, sangat penting bagi kami untuk mempertahankan kehadiran kami dan terus mempromosikan tatanan berbasis aturan yang telah memungkinkan kita semua untuk makmur," tambahnya.
Pengumuman tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Joe Biden resmi dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari lalu.
Sementara itu, calon Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sidang di Senat mengatakan China merupakan hambatan paling utama bagi AS dibanding negara mana pun.
Sebelumnya, China berulang kali mengeluhkan keberadaan kapal Angkatan Laut AS yang mendekati pulau-pulau yang diduduki China di Laut China Selatan.
Negara-negara Asia Tenggara termasuk Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, serta Taiwan juga memiliki klaim serupa di perairan yang disengketakan itu.
(ans/ayp)