Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina (FDA) menyetujui penggunaan darurat vaksin corona AstraZeneca pada Kamis (28/1).
Kepala FDA Filipina Rolando Enrique Domingo mengatakan keputusan keluar setelah menimbang bahwa manfaat vaksin AstraZeneca lebih banyak daripada risikonya.
Menurut Rolando, vaksin buatan perusahaan farmasi asal Inggris itu juga mudah diangkut dan disimpan tanpa membutuhkan suhu yang sangat dingin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Vaksin itu juga memiliki perlindungan yang sangat baik terhadap penyakit Covid-19 yang sangat parah," kata Rolando dalam jumpa pers di Manila seperti dikutip Reuters.
Filipina telah menandatangani kesepakatan untuk membeli 17 juta dosis vaksin AstraZeneca, termasuk perjanjian dengan sektor swasta sebanyak 2,6 juta dosis pada November lalu.
Filipina menyatakan pengiriman awal vaksin pada Mei mendatang tidak akan terpengaruh masalah manufaktur.
FDA sebelumnya telah lebih dulu menyetujui vaksin virus corona buatan Pfizer/BioNTech.
Selain AstraZeneca dan Pfizer/BioNTech, Filipina juga tengah memproses pengajuan izin penggunaan vaksin Sputnik V asal Rusia, Sinovac dari China, dan Bharat Biotech dari India.
Saat ini, Filipina memiliki lebih dari 518 ribu kasus Covid-19 dengan 10.500 kematian. Jumlah itu menjadikan Filipina sebagai negara dengan kasus corona tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia.
(rds/dea)