China disebut telah mengerahkan banyak peluncur rudal balistik jarak menengah (IRBM) baru ke wilayah timur dan barat negaranya untuk simulasi intensif.
Hal itu dilakukan ketika China menyatakan akan menggelar latihan militer di Laut China Selatan pada pekan ini. Latihan itu dilakukan China tak lama setelah armada kapal induk Amerika Serikat juga memasuki Laut China Selatan untuk menggelar simulasi militer.
Menurut laporan Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) pada Kamis (28/1), gambar satelit Maxar Technologies menunjukkan militer China telah mengerahkan banyak peluncur DF-26 IRBM ke sejumlah lokasi pelatihan di Provinsi Shandong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FAS menuturkan itu pertama kalinya peluncur DF-26 beroperasi di daerah tersebut.
Pada pekan lalu, Pemimpin Redaksi Kanwa Defence Review yang berbasis di Kanada, Andrei Chang, mengatakan Pasukan Roket China telah mengerahkan setidaknya 16 peluncur DF-26 IRBM ke pangkalan Qingzhou, Shandong, dan Korla, di Xinjiang.
Chang mengatakan pengerahkan belasan peluncur rudal ke dua pangkalan itu membuat peluru kendali China bisa mencapai wilayah India dan pangkalan militer AS di Jepang, termasuk di Okinawa.
Peluncur DF-26 IRMB adalah rudal balistik bergerak yang dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional hingga nuklir dengan jangkauan sekitar 5.000 kilometer.
Dalam video YouTube-nya, Chang mengatakan China telah membangun dua gudang besar untuk DF-26. Hal ini menunjukkan niat China menempatkan rudal-rudal itu ke perbatasan.
Sementara itu, pakar militer China, Zhou Chenming, mengatakan DF-26 berada di Korla untuk pelatihan militer rutin mengingat "jarak tembak rudal di gurun Gobi yang tidak berpenghuni."
"Ini bukan pertama kalinya DF-26 berada di sana, tetapi pertama kalinya tertangkap foto satelit," kata Zhou seperti dikutip South China Morning Post.
Mengingat jangkauan DF-26, Zhou mengatakan rudal itu dapat menargetkan kapal perang asing yang memasuki wilayah perairan China.
"Tapi China tampaknya tidak akan mengerahkan DF-26 ke garis depan dan pantai karena akan lebih mudah ditemukan dan dihancurkan oleh rudal tomahawk yang dibawa kapal AS," katanya.
Sementara itu, Angkatan Laut China berencana menggelar latihan perang di Laut China Selatan pada pekan ini.
Badan Keselamatan Pelayaran menerbitkan surat pengumuman yang meminta seluruh kapal sipil menghindari perairan Teluk Tonkin di sebelah barat semenanjung Leizhou, barat daya China. Latihan perang itu rencananya digelar mulai Rabu (27/1) sampai Sabtu (30/1) pekan ini.
Akan tetapi, tidak ada keterangan rinci jenis latihan apa dan berapa banyak armada kapal perang yang dilibatkan dalam kegiatan itu.
Latihan perang itu dinilai menjadi wujud pertikaian terpendam antara China dan Amerika Serikat.
Sebab pada akhir pekan lalu, Armada Ke-9 Angkatan Laut AS yang dipimpin kapal induk USS Theodore Roosevelt, juga memasuki wilayah perairan Laut China Selatan untuk menggelar latihan.
Pemerintah China langsung bereaksi atas kehadiran armada kapal induk AS di Laut China Selatan.
China berulang kali mengeluhkan keberadaan kapal Angkatan Laut AS yang mendekati pulau-pulau yang diduduki China di Laut China Selatan.
(rds/evn)