Rumah Perdana Menteri (PM) Belgia Alexander De Croo ditandai beberapa lambang swastika dengan cat semprot usai terjadi demonstrasi beberapa hari lalu. Pihak berwenang pun langsung melakukan penyelidikan atas tindakan tersebut.
De Croo menyesalkan apa yang disebutnya sebagai "upaya untuk mengintimidasi keluarga dan anak-anaknya", menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dikutip dari AFP, Selasa (2/2).
Kediaman De Croo terletak di Kota Brakel Flanders, sekitar 50 kilometer barat Brussel, perbatasan wilayah Walloon yang berbahasa Prancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan media, para demonstran berkumpul di kota itu pada Sabtu (30/1) atas seruan gerakan sayap kanan Flemish "Ons Land" (Negara Kita). Tetapi polisi mencegah mereka mendekati rumah De Croo.
Penyelidik pada Senin (1/2), belum menemukan hubungan antara demonstrasi dan simbol Nazi yang tertinggal di bagian rumah berwarna putih tersebut pada Minggu (31/1) malam atau Senin pagi waktu setempat.
"Penyelidikan sedang dilakukan atas kasus ini," kata juru bicara kantor kejaksaan umum Flanders Timur kepada AFP.
Sebanyak tujuh swastika dipulas dengan cat hijau muda di bagian depan dan kotak surat rumah keluarga De Croo. Surat kabar Het Laatste Nieuws menunjukkan gambar tersebut di situsnya.
Vandalisme itu terjadi ketika pemerintah Belgia menghadapi serangkaian kritik, termasuk dari N-VA (Flemish Nationalists) -partai oposisi terkemuka-, tentang pembatasan pencegahan Covid-19 yang diduga tidak demokratis.
Koalisi tujuh partai yang dipimpin oleh De Croo secara khusus dikritik karena melangkahi parlemen untuk melarang perjalanan masuk dan keluar Belgia hingga 1 Maret 2021.
Pada Minggu (31/1), di Brussel, polisi menahan sementara hampir 500 orang untuk mencegah beberapa aksi unjuk rasa menentang pembatasan akibat krisis kesehatan pandemi Covid-19.
(afp/fra)