Pemerintah Belanda mulai memperkenalkan jenis pemeriksaan virus corona (Covid-19) menggunakan embusan napas (rapid breath test) di seluruh negeri pada Rabu (3/2).
Selain mempercepat proses pengujian massal, metode pemeriksaan Covid-19 baru ini diterapkan Belanda demi memberi kenyamanan lebih terhadap orang yang diperiksa.
Sebab tes corona melalui napas ini tak perlu memasukan alat ke dalam hidung atau tenggorokan seperti tes rapid dan polymerase chain reaction (PCR) yang selama ini diterapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melalui pengujian selama berbulan-bulan, otoritas kesehatan Belanda memperkenalkan metode tes corona baru ini sebagai SpiroNose.
Pakar Penyakit Menular dari Layanan Kesehatan Kota Amesterdam, Mariken van der Lubben, mengatakan SpiroNose terbukti efektif mendeteksi virus corona dalam tubuh.
"Jika hasil uji (SpiroNose) Anda negatif, maka itu hasil yang sangat dapat dipercaya dan Anda bisa pergi," kata Van der Lubben kepada Reuters.
Namun, jika hasil tes SpiroNose positif, maka individu tersebut harus melakukan tes lanjutan dengan metode PCR.
Sejauh ini, fasilitas kesehatan Belanda telah memesan sekitar 1.800 mesin SpiroNose. Belanda berencana mulai menerapkan tes Covid-19 SpiroNose di fasilitas-fasilitas pengujian corona di seluruh negeri dalam beberapa bulan ke depan.
"Ini teknologi yang menjanjikan, terutama karena kecepatannya, Anda bisa mendapatkan hasil tes dalam satu menit," kata Ahli Virologi Belgia, Marc Van Ranst.
Ranst menganggap SpiroNose mengubah mekanisme pemeriksaan corona.
"Ini mengubah mekanisme. Jika Anda dapat mendiagnosa dengan cepat atau menyingkirkan infeksi dalam satu menit," katanya.
"Namun, kita belum memiliki bukti yang cukup untuk dengan tegas mengatakan mesin ini adalah masa depan, ini adalah cara untuk mengakhiri pandemi," papar Ranst menambahkan.
Perbandingan kecepatan tes SpiroNose dengan PCR juga harus dipertimbangkan terkait apakah tes napas tersebut juga bisa mendeteksi perbedaan antara berbagai jenis virus.
Teknologi SpiroNose ini dibuat oleh perusahaan teknologi kesehatan Belanda, Breathomix. Perusahaan itu awalnya mengembangkan mesin untuk mendeteksi asma dan kanker parpu-paru.
Namun, perusahaan menuturkan telah mengumpulkan cukup data yang memungkinkan mesin teknologinya itu mendeteksi virus corona.
"Dalam beberapa bulan terakhir kami telah mengukur ribuan pasien dengan Covid-19 dan orang yang tidak terinfeksi corona, jadi kami tahu bagaimana profil napas rata-rata pengidap corona dan pasien non-corona," ujar Pemimpin Eksekutif Breathomix, Rianne de Vries.
de Vries menuturkan perusahaannya tengah menjajaki opsi untuk mengoperasikan mesin SpiroNose di perusahaan atau sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman dari Covid-19.
Meski begitu, de Vries menekankan teknologi ini tidak menjadi alasan untuk melonggarkan protokol kesehatan yang selama ini diterapkan terkait pandemi corona.
(rds/evn)