Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan vaksin AstraZenecca masih menjadi alat vital untuk melawan penyebaran virus corona.
Pernyataan WHO ini disampaikan setelah Afrika Selatan memutuskan untuk menunda distribusi vaksin AstraZeneca lantaran tidak mempan melawan mutasi virus corona di sana.
"Terlalu dini untuk menghentikan vaksin ini," ujar Kepala Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) Richard Hatchett.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat penting menggunakan alat yang kami miliki seefektif mungkin," ujar Hatchett dlaam konferensi pers, Senin (8/2) seperti mengutip AFP.
Dalam uji coba di University of Johannesburg, Witwatersand menyimpulkan vaksin AstraZeneca hanya memberikan perlindungan "minimal" dari pengidap Covid-19 ringan hingga sedang yang disebabkan varian Covid-19 Afrika Selatan.
Itu adalah berita buruk bagi banyak negara miskin yang mengandalkan keuntungan logistik yang ditawarkan AstraZeneca.
Menteri Kesehatan Afsel, Zweki Mkhizze mengatakan jika vaksin AstraZeneca tidak mempan untuk pasien infeksi varian Covid-19 501Y.V2 yang mengalami gejala ringan hingga sedang. Untuk itu pemerintah Afsel memutuskan untuk menunda distribusi vaksin Covid-19.
"Ini adalah masalah sementara, sehingga kami harus menahan AstraZeneca sampai kami mencari tahu masalahnya," ucap Menteri Kesehatan Zweli Mkzhie kepada wartawan, Minggu (7/2).
Vaksin AstraZeneca merupakan bagian penting dari Covax, sebuah program yang diinisiasi untuk memberikan kesempatan bagi negara dunia ketiga dan menjamin kelayakan distribusi vaksin ke seluruh dunia.
Terhitung hampir 337,2 juta dosis vaksin yang dipersiapkan Covax untuk dikirim ke 145 negara sampai pertengahan tahun. Diharapkan Minggu depan, mereka menerima otorisasi dari WHO untuk kembali mendistribusikan vaksin.
Hasil uji perlindungan 'minimal' vaksin AstraZeneca menjadi pukulan bagi Arika Selatan dan negara miskin lainnya yang mengandalkan pada keuntungan logistik yang diberikan AstraZeneca. Afsel semula berencana memulai kampanye 1 juta vaksinasi dalam beberapa hari ke depan menggunakan pasokan 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca.
Menurut data yang diperoleh dari produsen, vaksin itu disebut menunjukkan tingkat efikasi sebesar 75 persen terhadap varian baru virus corona mutasi yang cepat menginfeksi.
Dalam analisis yang sebagian besar didasarkan pada infeksi oleh varian baru, vaksin AstraZeneca hanya mencatatkan tingkat efikasi sebesar 22 persen untuk pasien Covid-19 ringan hingga sedang, dibandingkan mereka yang diberi plasebo.
Juru bicara AstraZeneca menyebut para peneliti sudah bekerja untuk menangani varian virus Afrika Selatan yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
(isa/evn)