Amerika Serikat dilaporkan sudah memberi tahu Israel terkait keputusan Presiden Joe Biden mencabut seluruh sanksi terhadap Iran, yang diberlakukan di masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Akan tetapi menurut sumber Biden tidak memberi tahu langsung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terkait keputusannya mencabut sanksi Iran.
Dilansir Reuters, Jumat (19/2), sumber itu mengatakan para penasihat kepresidenan AS menyarankan supaya Biden tetap memberi tahu Israel tentang keputusan itu. Sebab Iran adalah musuh bebuyutan Israel di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, mereka juga meminta Biden memberi tahu Dewan Keamanan PBB terkait kebijakan diplomasi yang memang menjadi harapan Iran.
Dalam pembicaraan melalui telepon dengan Netanyahu pada Rabu (17/2) lalu, Biden juga tidak menyinggung soal pencabutan sanksi Iran.
Sampai saat ini baik Israel maupun Iran belum memberi tanggapan atas keputusan Biden itu.
Netanyahu sudah sejak lama memperingatkan bahwa dia tidak sepakat jika Biden memutuskan mencabut sanksi Iran. Sebab menurut dia hal itu malah membuka celah bagi Iran untuk melanjutkan program nuklir yang ditengarai bakal dibuat menjadi senjata.
Biden menyampaikan keputusan itu kepada Dewan Keamanan PBB melalui sepucuk surat yang diserahkan oleh Pelaksana Tugas Duta Besar AS untuk PBB, Richard Mills.
Dilansir Associated Press, di dalam surat itu Biden menyatakan mencabut tiga surat dari masa pemerintahan Trump tertanggal 19 September 2020, yang menyatakan AS kembali memberlakukan sanksi kepada Iran.
Di dalam surat juga disebutkan pemberlakuan sanksi terhadap Iran sudah berakhir sejalan dengan penandatanganan kesepakatan nuklir 2015.
AS menarik diri dari perjanjian nuklir (JCPOA) pada era pemerintahan Presiden Donald Trump. Trump mengatakan alasan yang mendasari keputusan itu karena Iran masih mengembangkan persenjataan rudal dan terlibat dalam sejumlah konflik di Timur Tengah, yakni Suriah dan Yaman.
Pemerintahan Trump lantas menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap para pejabat, pengusaha hingga perusahaan Iran.
Murka dengan keputusan Trump, Iran lantas meningkatkan pengayaan uranium hingga 20 persen, walau masih jauh dari tingkat pengayaan untuk membuat senjata yakni 90 persen. Bahkan mereka kini mulai menjajaki produksi logam uranium.
Israel menuduh program nuklir Iran untuk pembangkit energi hanya kedok untuk menutupi upaya pembuatan senjata nuklir.
Bahkan Israel mengancam akan menyerang Iran jika pemerintahan AS yang saat ini dipimpin Presiden Joe Biden tidak bersikap tegas terkait program nuklir itu.
Israel dan Badan Energi Atom Dunia (IAEA) meyakini Iran mempunyai program senjata nuklir, tetapi terhenti pada 2003.
(ayp/ayp)