3 Pekerja Media Perempuan Tewas Ditembak di Afghanistan Timur

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 00:13 WIB
Ilustrasi. Sebanyak tiga pekerja sulih suara tewas ditembak mati di tengah perjalanan pulang dari kantor atau pusat penyiaran perusahaan media di Afghanistan Timur. Kelompok ini jadi target terbaru. (Foto: Istockphoto/ Ipopba)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak tiga pekerja perusahaan media ditembak dan tewas di Kota Jalalabad, Afghanistan bagian timur pada Selasa (2/3).

Insiden yang menimpa tiga perempuan dari Departemen Sulih Suara di pusat penyiaran tersebut dilaporkan jaringan televisi di sana. Para korban diduga jadi kelompok sasaran baru untuk memicu ketegangan di negara yang sedang dilanda perang tersebut.

Direktur Enikass TV, Zalmai Latifi mengungkapkan ketiga korban tewas dalam dua serangan terpisah. Mereka ditembak dalam perjalanan pulang menuju rumah masing-masing.

"Mereka semua tewas. Mereka akan pulang dari kantor dengan berjalan kaki ketika ditembak," cerita Latifi kepada AFP.

Adapun Juru Bicara Rumah Sakit Provinsi Nangarhar, Zahir Adel turut mengonfirmasi jumlah korban tersebut.

Sebelumnya jurnalis, cendekiawan agama, aktivis dan, hakim merupakan kelompok yang menjadi target dalam gelombang pembunuhan berlatar politik. Pelbagai insiden itu menyebarkan kepanikan di seluruh Afghanistan dan memaksa warga bersembunyi. Beberapa warga lain melarikan diri dari negara itu.

Ilustrasi. Suasana di tengah ketegangan perang di Afghanistan. (AP Photo/Rahmat Gul)

Untuk kasus yang terbaru, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ke tiga penyiar perempuan tersebut.

Namun begitu Kepala Polisi Nangarhar Juma Gul Hemat mengatakan seorang tersangka bersenjata telah ditahan usai penembakan tersebut. Sementara pelaku lain masih diburu.

"Kami tangkap saat dia berusaha kabur. Dia telah mengakui bahwa dia yang melakukan serangan itu. Dia adalah anggota Taliban," kata Hemat.

Pengakuan itu dibantah oleh seorang juru bicara Taliban. Kelompok ini mengklaim tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Adapun kasus pembunuhan di Afghanistan meningkat sejak pembicaraan damai antara pemerintah dan Taliban mencuat tahun lalu. Langkah terbaru ini ditempuh demi mengakhiri konflik sepanjang beberapa dekade.

Para pejabat Afghanistan dan Amerika Serikat menyalahkan Taliban atas gelombang kekerasan di negara itu. Akan tetapi tudingan itu dibantah kelompok Taliban.

(afp/nma)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK