AS Dukung Filipina dalam Cekcok soal Kapal China di LCS

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mar 2021 05:22 WIB
AS mendukung Filipina dalam kisruh negara pimpinan Rodrigo Duterte itu dengan China setelah ratusan kapal Negeri Tirai Bambu terlihat di daerah sengketa LCS.
Ilustrasi. (iStockphoto/gorodenkoff)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat menyatakan dukungan terhadap Filipina dalam kisruh negara pimpinan Rodrigo Duterte itu dengan China setelah ratusan kapal Negeri Tirai Bambu terlihat di daerah sengketa Laut China Selatan.

"Kami mendukung Filipina, sekutu perdagangan kami di Asia sejak lama," demikian pernyataan Kedutaan Besar AS di Manila pada Selasa (23/3).

Kedubes AS juga menyatakan kekhawatiran mereka atas dugaan China menggunakan "milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi, dan mengancam negara lain, yang membahayakan perdamaian dan keamanan di kawasan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS merilis pernyataan ini beberapa hari setelah Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, melontarkan protes terhadap China yang dianggap melakukan invasi karena 200 kapal negara itu terlihat di daerah sengketa LCS.

AFP melaporkan bahwa coast guard Filipina sudah mendeteksi keberadaan kapal-kapal tersebut di Whitsun Reef, sekitar 320 kilometer dari Pulau Palawan, sejak 7 Maret lalu.

"Kami mendesak China untuk menghentikan invasi ini dan segera menarik kapal-kapal yang melanggar hak maritim kami dan melanggar batas wilayah kedaulatan kami," ujar Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, Minggu (21/3).

Ia kemudian berkata, "Ini merupakan aksi provokasi yang sangat jelas untuk memiliterisasi area ini. Wilayah ini berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina."

Lorenzana lantas mengatakan bahwa pemerintah Filipina mempertimbangkan "tindakan yang sesuai" untuk melindungi para nelayan dan sumber daya laut negaranya, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Tak lama setelah itu, Juru Bicara Kemlu China, Hua Chunying, menyatakan bahwa Whitsun Reef merupakan bagian dari Kepulauan Spratly yang diklaim sebagai wilayah kedaulatan mereka.

"Karena cuaca buruk di laut, sejumlah kapal nelayan China berlindung di gugus karang Whitsun. Saya pikir hal seperti itu wajar dan saya berharap seluruh pihak bisa memahaminya secara rasional," kata Hua,seperti dilansir Associated Press.

China memang terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan dengan sejumlah negara ASEAN, termasuk Filipina. Pada 2016 lalu, Filipina pun menggugat China atas klaim historisnya di perairan itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA).

Meski Filipina memenangkan gugatannya, China tetap berkeras mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi jalur perdagangan utama itu.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER