Rusia dilaporkan tengah membangun kekuatan militer besar-besaran di Arktika, Kutub Utara, dan menguji senjata baru di kawasan itu demi mengamankan jalur laut baru yang terbentuk akibat es yang mencair.
Sejumlah gambar satelit perusahaan teknologi luar angkasa Maxar yang didapat CNN memperlihatkan bahwa Rusia melakukan pembangunan pangkalan dan perangkat militer yang terus-menerus di garis pantai negara itu di Arktika.
Gambar tersebut bahkan mengindikasikan Rusia juga tengah membangun fasilitas penyimpanan bawah tanah yang kemungkinan besar dibangun untuk menaruh Poseidon, torpedo 2M39 siluman tak berawak yang dilengkapi reaktor nuklir dan kerap disebut sebagai 'senjata-super' oleh Kremlin.
Menurut Rusia, Poseidon bisa mengirimkan hulu ledak hingga beberapa megaton dan menyebabkan gelombang radioaktif yang akan membuat wilayah yang menjadi target senjata itu tidak dapat dihuni selama beberapa dekade.
Pada November 2020 lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia untuk Keamanan Internasional dan Non-Proliferasi, Christopher A Ford, sempat mengatakan Poseidon dirancang untuk "membanjiri kota-kota pesisir AS dengan tsunami radioaktif."
Satelit Maxar juga mendeteksi bahwa fasilitas militer yang tengah dibangun Rusia di Arktika itu bisa digunakan untuk menempatkan senjata berteknologi tinggi baru lainnya seperti senjata Moskow yang selama ini ditempatkan di wilayah High North termasuk pengebom dan jet MiG31BM, dan sistem radar baru.
Gambar satelit juga menunjukkan pembangunan lapangan udara dan pangkalan dengan desain seperti bebatuan berwarna merah, putih, dan biru layaknya bendera Rusia di beberapa lokasi di pesisir pantai Rusia di Arktika.
Pembangunan berbagai instalasi militer ini pun dikabarkan berada di dalam wilayah Rusia dan merupakan bagian dari zona pertahanan negara tersebut.
"Rusia sedang memperbarui lapangan udara dan instalasi radar era Soviet, membangun pelabuhan baru dan pusat pencarian dan penyelamatan, dan membangun armada pemecah es bertenaga nuklir dan konvensional," kata Juru Bicara Pentagon Letkol Thomas Campbell kepada CNN.
"Rusia juga memperluas jaringan sistem rudal pertahanan udara dan pesisirnya, sehingga memperkuat kemampuan anti-akses dan penolakan wilayahnya di atas bagian-bagian utama Kutub Utara," ujarnya.
Para ahli pertahanan juga setuju bahwa senjata dan fasilitas militer Rusia di kawasan utara bumi tersebut "sangat nyata" dan sudah mulai membuahkan hasil.
Kepala intelijen Norwegia, Laksamana Madya Nils Andreas Stensønes, mengatakan bahwa lembaganya telah menilai Poseidon sebagai "bagian dari senjata pencegah nuklir jenis baru. Senjata itu, paparnya, sedang dalam tahap pengujian.
"Tapi ini adalah sistem strategis dan ditujukan untuk target dan memiliki pengaruh yang jauh melampaui wilayah tempat mereka mengujinya saat ini," katanya.
Manuver Rusia di Kutub Utara ini pun telah diimbangi oleh pergerakan Aliansi Negara Atlantik Utara (NATO) dan AS. Pesawat pengebom B-1 Lancer milik AS yang ditempatkan di pangkalan udara Norwegia, Orland, baru-baru ini telah menyelesaikan misi di Laut Barents timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, kapal selam siluman Seawolf milik AS juga telah berada di kawasan itu untuk memantau pergerakan Rusia di kawasan tersebut.
"Jelas ada tantangan militer dari Rusia di Kutub Utara, termasuk perbaikan pangkalan yang digunakan (Soviet) selama Perang Dingin dan pembangunan fasilitas baru di Semenanjung Kola dekat kota Murmansk," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS.
"Itu berimplikasi pada Amerika Serikat dan sekutunya, paling tidak karena itu menciptakan kapasitas untuk memproyeksikan kekuatan ke Atlantik Utara," kata pejabat itu menambahkan.