Rusia mengaku mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukraina sebagai kesiapan tempur atas ancaman dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Sebab Moskow mengatakan NATO mencoba mengganggu kestabilan wilayah dengan mengerahkan pasukan di kawasan Baltik dan Polandia sejak Rusia mencaplok Krimea.
"Menanggapi aktivitas militer aliansi yang mengancam Rusia, kami mengambil tindakan yang tepat," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Selasa seperti dikutip dari AFP.
Shoigu menambahkan bahwa pengerahan pasukan juga sebagai latihan perang.
Pernyataan itu muncul ketika Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh Rusia dalam beberapa pekan terakhir mengerahkan puluhan ribu tentara ke perbatasan.
NATO juga telah meminta Rusia berhenti mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina untuk menghindari peperangan antara kedua negara.
Shoigu mengatakan NATO justru berencana mengerahkan 40 ribu tentara dan 15 ribu persenjataan ke wilayah yang berdekatan dengan Rusia. Akan tetapi, NATO membantah.
"Selama tiga pekan, dua tentara dan tiga unit lintas udara berhasil dikerahkan ke perbatasan barat Federasi Rusia di daerah-daerah untuk melakukan latihan tempur," katanya.
Menurut dia, pasukan telah siaga penuh untuk melaksanakan tugas-tugas menjamin keamanan negara. Kata dia, latihan akan selesai "dalam dua pekan".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:AS Desak Putin Setop Ketegangan di Ukraina |
Ukraina telah memerangi separatis pro-Rusia di timur negara itu sejak 2014 ketika Moskow mencaplok Krimea.
Konflik yang telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa itu kembali membara. Padahal, kedua belah pihak sudah meneken perjanjian gencatan senjata.
Juru bicara Presiden Ukraina mengatakan saat ini ada 41.000 tentara Rusia di perbatasan timur Ukraina dan 42.000 pasukan di semenanjung Krimea.