AS Jatuhkan Sanksi dan Usir Diplomat Rusia terkait Intervensi
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi dan mengusir 10 diplomat Rusia pada Kamis (15/4) sebagai balasan atas intervensi Kremlin dalam pemilihan umum 2020 dan serangan siber terhadap Washington.
Keputusan ini termaktub dalam surat perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden Joe Biden. Melalui perintah itu, Biden memperluas pembatasan pada bank-bank AS yang memperdagangkan surat utang pemerintah Rusia.
Selain itu, Biden juga menjatuhkan sanksi atas 32 individu yang diduga terlibat langsung dalam upaya intervensi pemilu AS pada 2020 lalu.
Ia juga mengusir 10 diplomat Rusia. Di antara kesepuluh orang itu, ada yang dicurigai sebagai mata-mata Negeri Beruang Merah.
"[Surat perintah ini] mengirimkan sinyal bahwa AS akan menjatuhkan beban yang berdampak secara strategis dan ekonomi terhadap Rusia jika mereka terus atau meningkatkan upayanya untuk membuat ketidakstabilan internasional," demikian pernyataan Gedung Putih.
Sejak beberapa tahun belakangan, AS memang terus menuding Rusia mengintervensi pemilu. Pada 2016, Rusia dituding melakukan intervensi demi membuat Donald Trump menang. Rusia dituduh melakukan upaya serupa pada pemilu 2020.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada AFP bahwa ada kemungkinan pihaknya mengambil tindakan lebih jauh jika mereka tak melihat perubahan sikap Rusia.
Meski demikian, Biden menegaskan bahwa ia ingin bekerja sama dengan Rusia untuk "meluncurkan dialog guna menjaga stabilitas strategis" mengenai isu-isu global, mulai dari pandemi Covid-19 hingga program nuklir Iran.
Biden juga "mendesak keras" Presiden Vladimir Putin "untuk tak melakukan tindakan militer apa pun" terhadap Ukraina. Ia pun menegaskan dukungan kuat AS terhadap kedaulatan Ukraina.
Keputusan Biden ini menuai pujian dari banyak pihak. Mereka menganggap Biden dapat memastikan kembali sikap AS terhadap Rusia setelah pendahulunya, Donald Trump, menunjukkan ketidakjelasan pendirian.
"Sangat meyakinkan dan tentu melegakan dapat memiliki presiden yang mau dengan tegas menyebut Putin seperti apa adanya dia - seorang pembunuh, agresor di Ukraina, sumber pengaruh jahat, ancaman siber," ucap seorang senator AS, Bob Menendez.
(has)