Amerika Serikat menyatakan keputusan Iran untuk menaikkan tingkat pengayaan uranium hingga 60 persen, selepas insiden sabotase, sebagai bentuk provokasi.
"Kami menganggap serius pengumuman provokatif tentang rencana untuk memperkaya uranium hingga 60 persen," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam jumpa pers di Brussels, Belgia, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/4).
Pernyataan Blinken disampaikan di sela-sela kunjungan ke markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah negara Eropa yang turut menandatangani perjanjian pembatasan nuklir (Joint Comprehensive Plan of Act atau JCPOA) pada 2015 menyatakan kebijakan Iran tidak sejalan dengan niat untuk kembali menghidupkan kesepakatan itu.
"Saya harus mengatakan keputusan Iran tidak sejalan dengan proses perundingan nuklir yang sedang berjalan dan tidak sejalan dengan perjanjian nuklir," kata Blinken.
Iran sudah mengirimkan surat resmi ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai keputusan untuk peningkatan pengayaan uranium tersebut.
Meski belum ada penjelasan detail waktu pengayaan itu dimulai, keputusan ini memicu kekhawatiran negara-negara lain, terutama yang terlibat dalam perjanjian nuklir Iran.
Berdasarkan perjanjian yang disepakati pada 2015 tersebut, Iran hanya boleh memperkaya uranium hingga 3,67 persen. Angka ini jauh dari yang diperlukan mengembangkan senjata nuklir, yaitu 90 persen.
Iran terus meningkatkan persentase pengayaan uranium sejak Amerika Serikat di masa kepemimpinan Presiden Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir secara sepihak. Trump lantas kembali menjatuhkan serangkaian sanksi kepada Iran.
Langkah Trump didukung oleh Israel yang merupakan seteru Iran.
Iran juga akan menambah seribu alat sentrifugal pengayaan uranium untuk mengganti mesin yang rusak dalam insiden pada pekan lalu.
Jaringan listrik di fasilitas pengayaan uranium bawah tanah itu padam total pada akhir pekan lalu. Insiden itu terjadi akibat ledakan di salah satu ruang kendali yang diduga merupakan aksi sabotase.
Iran menuduh Israel sebagai dalang dari aksi sabotase situs nuklir di Natanz. Israel belum bereaksi terkait tuduhan Iran.
Israel menyatakan program energi nuklir untuk pembangkit listrik yang dikelola Iran cuma kedok untuk menutupi program pembuatan senjata.
(ayp/ayp)