Junta Myanmar Desak Pusara Mengenang Pedemo Tewas Dibongkar
Junta militer Myanmar memerintahkan membongkar pusara yang didirikan untuk mengenang 14 warga di kota Bago yang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta.
Dilansir The Irawaddy, Rabu (21/4), monumen peringatan didirikan secara swadaya bagi para penduduk yang gugur dalam aksi unjuk rasa dibangun di Taman Pemakaman Shin Phyu Kwin.
Junta militer memerintahkan supaya deretan pusara itu dibongkar dan jenazah para korban dimakamkan di kuburan terpisah.
Selain itu, junta militer juga memerintahkan supaya kalimat 'Pahlawan Revolusi' yang tertulis di makam itu dihapus. Mereka juga mewajibkan seluruh makam dari tiap korban dipisahkan berjarak satu meter antara satu dengan lainnya.
Alhasil para relawan terpaksa mematuhi perintah junta.
"Junta tidak ingin kekejaman dan kejahatan mereka diketahui oleh generasi mendatang. Mereka bisa menghancurkan makam, tapi tidak bisa menghancurkan sejarah," kata seorang tokoh aktivis di Bago.
Sebanyak 82 orang meninggal dalam bentrokan antara pedemo dan aparat keamanan di Bago pada 9 April lalu.
Saat itu sekitar 250 tentara menyerang kawasan pemukiman penduduk
di Shinsawpu, Hmawkan, Nantawyar dan Ponnasu. Saat itu aparat melepaskan tembakan dengan senjata otomatis dan granat ke arah penduduk sipil.
Sampai saat ini dilaporkan sudah lebih dari 740 orang meninggal dalam aksi demo berdarah menentang kudeta di Myanmar. Sedangkan 3.000 orang terdiri dari politikus, aktivis, dokter, wartawan, penulis, aktor dan aktris hingga pedemo ditahan junta Myanmar.
(ayp/ayp)