Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Selasa (20/4). Mulai dari LSM Indonesia tolak kehadiran junta Myanmar di KTT ASEAN Jakarta hingga jet tempur Rusia cegat pesawat patroli Amerika Serikat.
1. LSM RI Tolak Kehadiran Junta Myanmar di KTT ASEAN Jakarta
Sejumlah LSM Indonesia menyuarakan penolakan atas rencana kehadiran panglima junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang bakal digelar di Jakarta pada Sabtu (26/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penolakan itu disampaikan dalam pernyataan bersama sejumlah ormas, di antaranya KontraS, FORUM-ASIA, Amnesty International Indonesia, AJAR, Milk Tea Alliance Indonesia, Serikat Pengajar HAM, Human Rights Working Group, Migrant CARE, Asia Democracy Network, Kurawal Foundation, hingga SAFEnet.
Melalui pernyataan itu, mereka menyatakan penolakan atas kehadiran Min dalam KTT ASEAN yang digelar khusus untuk membicarakan pergolakan politik di Myanmar usai kudeta militer pada 1 Februari lalu.
2. Kematian Corona India Melonjak, Kremasi Mayat Operasi 24 Jam
Sebagian besar pusat krematorium di India dilaporkan terpaksa beroperasi melebihi kapasitas demi mengkremasi jenazah yang terus berdatangan setiap jam tepat waktu.
Kepulan asap terus menyeruak dari corong sebuah krematorium di negara bagian Gujarat, barat India, selama hampir 24 jam tanpa henti.
Sebagian besar jenazah itu meninggal akibat menderita virus corona (Covid-19). Selama beberapa waktu terakhir, jumlah penularan dan kematian akibat corona di India memang terus melonjak signifikan.
3. Hubungan Panas, Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat Patroli AS
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa jet tempur mereka, MiG-31 berhasil mencegat pesawat patroli Amerika Serikat di atas Laut Barents.
Kantor berita RIA, Senin (19/4) sebagaimana dikutip Reuters melaporkan jet tempur pencegat itu juga menghalau dan mengawal pesawat patroli Norwegia.
Kemhan Rusia mengatakan insiden itu terjadi di perairan utara Swedia, Norwegia, Finlandia dan Rusia.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada The Hill bahwa Departemen Pertahanan telah "mengetahui laporan tersebut".
"Aktivitas mencegat bukanlah hal yang aneh. Sebagian besar dianggap aman. Namun, kami tidak membahas detail interaksi itu sendiri," kata pejabat Pentagon tersebut.
(dea)