Pada 15 April, Menteri Utama New Delhi, Arvind Kejriwal merilis video mendesak kaum muda agar berhati-hati.
"Dalam gelombang virus corona ini, para pemuda terinfeksi. Saya mengimbau semua pemuda untuk menjaga diri mereka sendiri," katanya melalui Twitter.
Konsultan utama senior untuk perawatan kritis anak di Rumah Sakit Anak Pelangi Madhukar, New Delhi, Chandrasekhar Singha, mengatakan lebih banyak anak yang terinfeksi selama gelombang kedua berlangsung dari pada saat gelombang pertama. Namun, ada kemungkinan gelombang kedua memiliki proporsi yang sama untuk pasien Covid-19 anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
India memiliki populasi penduduk yang relatif muda, dengan usia rata-rata 28 tahun dibanding Amerika serikat dan Inggris. Pengalaman di negara lain menunjukkan orang yang lebih muda memiliki mobilitas tinggi dan memungkinkan mereka menyebarkan virus.
Berdasarkan cek fakta, statistik pemerintah menunjukkan bahwa kaum muda tidak terkena dampak yang lebih buruk selama gelombang kedua daripada gelombang pertama.
Menurut Ketua Gugus Tugas Covid-19 India, V. K. Paul, selama gelombang pertama sekitar 31 persen pasien berusia di bawah 30 tahun. Selama gelombang kedua, angka itu hanya mengalami sedikit peningkatan, menjadi 32 persen.
Menurut statistik pemerintah, sekitar 21 persen pasien berusia antara 30 dan 45 tahun selama gelombang pertama, proporsi itu tidak berubah selama gelombang kedua.
Hal itu tak jauh beda pada kasus kematian. Tahun lalu, 20 persen kematian adalah orang berusia 50 atau lebih muda. Kali ini, 19 persen.
Menurut laporan media lokal, beberapa dokter yang bekerja di rumah sakit dinyatakan positif meskipun sudah divaksinasi.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran publik bahwa vaksin India tak efektif terhadap varian baru. Namun, berdasarkan pemeriksaan fakta, data statistik tak mendukung hal itu.
Menurut data Dewan Penelitian Medis India (ICMR), dari 1,7 juta orang yang divaksin dengan vaksin Covaxin buatan India, sebanyak 695 dinyatakan positif atau sekitar 0.04 persen.
Dari 15 juta orang yang menerima dua dosis vaksin Covishield- vaksin AstraZeneca buatan India- sebanyak 5.014 dinyatakan positif atau sekitar 0,03 persen.
Program vaksinasi India sudah penuh masalah sejak awal. Peluncuran yang lambat dan permintaan yang melonjak menyebabkan beberapa negara bagian kekurangan vaksin.
Sejauh ini, 1,3 miliar penduduk India atau sekitar 2 persen telah divaksin, dengan salah satu dari dua vaksin.
Program vaksinasi yang lambat menuai banyak kritik. Beberapa orang berpendapat, hal itu mungkin memicu gelombang kedua.
Menurut peneliti senior kesehatan global di University of Southampton, Michael Head, untuk sementara vaksin menawarkan individu beberapa tingkat perlindungan. India kemungkinan akan melihat lonjakan kasus karena sistem bertahap dari program vaksinasi.
India juga memvaksin kelompok yang paling rentan terlebih dahulu termasuk kalangan lanjut usia dan petugas medis. Namun, ada persepsi orang yang muda dan sehat dapat melakukan perjalanan sehingga memicu penyebaran virus.
Mereka mungkin akan menjadi prioritas terendah dalam hal vaksinasi. Studi dari bagian lain dunia juga menunjukkan penyebar Covid-19 terbesar adalah orang dewasa yang lebih muda.
Meski begitu, bukan berarti vaksinasi tak memainkan peran penting. India kini berlomba mengejar tujuan awal vaksin, dengan langkah baru yang memungkinkan impor vaksin asing.
Hingga saat ini, pemerintah India telah membeli setidaknya 205,5 juta dosis.
(isa/ayp)