Sayap Militer Pemerintah Tandingan Myanmar hingga Badai Covid
Sejumlah kabar meramaikan berita internasional sepanjang Kamis (6/5), mulai dari pemerintah tandingan Myanmar membentuk sayap militer untuk lawan junta hingga lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia.
1. Pemerintah Tandingan Myanmar Bentuk Sayap Militer Lawan Junta
Pemerintah tandingan Myanmar NUG) mengumumkan pembentukan pasukan pertahanan sebagai kekuatan rakyat untuk melindungi warga antikudeta dari serangan dan tindak kekerasan oleh junta militer.
Dalam pernyataan pada Rabu (5/5), pasukan pertahanan ini merupakan bentuk baru dari Tentara Federal Gabungan yang dibentuk beberapa tahun lalu untuk mengakhiri perang saudara di Myanmar. Pasukan tersebut terdiri dari gabungan sejumlah milisi etnis.
Sejumlah milisi etnis memang menyatakan dukungan terhadap NUG untuk melawan junta militer sejak kudeta pada 1 Februari lalu.
Mereka bertekad akan mendorong militer untuk mengakhiri kekerasan, memulihkan demokrasi, dan membangun "persatuan demokratis federal."
Setelah NUG mengumumkan pembentukan pasukan pertahanan ini, sejumlah aktivis sipil langsung ingin bergabung.
2. Corona Malaysia Melonjak, Kuala Lumpur Lockdown
Masih di kawasan Asia Tenggara, kabar mengenai lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia juga menjadi sorotan. Akibat lonjakan tersebut, Malaysia sampai-sampai memutuskan untuk mengunci wilayah Kuala Lumpur dan Johor Bahru pada 7-20 Mei.
Menteri Senior Malaysia, Ismail Sabri Yakob, mengatakan bahwa pemerintah mengambil keputusan ini setelah mendeteksi sejumlah klaster baru.
Menurutnya, sejak 1 April hingga 27 April, Kementerian Kesehatan mendeteksi 17 klaster baru di Kuala Lumpur, dengan jumlah kasus harian meningkat.
Tak hanya lockdown, pemerintah juga memutuskan untuk menutup sekolah di Selangor, Kuala Lumpur, dan Putrajaya.
Pemerintah mengambil langkah ini di tengah peningkatan kasus Covid-19. Pada Rabu saja, Malaysia melaporkan melaporkan 3.744 kasus Covid-19 baru, meningkatkan total kumulatif menjadi 424.376.
3. Inggris dan Prancis Tegang, Boris Johnson Kirim Kapal Patroli
Di kawasan Barat, terjadi ketegangan antara Inggris dan Prancis, sampai-sampai Perdana Menteri Boris Johnson mengerahkan dua kapal patroli Angkatan Laut ke Jersey.
Ketegangan bermula karena nelayan-nelayan Prancis mogok di dekat pelabuhan utama Inggris sebagai tanda protes atas Brexit yang dianggap akan merugikan mereka. Johnson khawatir nelayan-nelayan tersebut akan memblokir pelabuhan.
Sengketa penangkapan ikan memang merupakan salah satu dari beberapa perselisihan yang muncul antara Inggris dan Uni Eropa sejak London meninggalkan pasar tunggal blok dan serikat pabean pada awal tahun ini.
Ketegangan Paris dan London semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah para nelayan Prancis mengaku dilarang beroperasi di perairan Inggris karena kesulitan mendapatkan izin.
(has)