Presiden Rodrigo Duterte melarang seluruh menterinya berbicara mengenai Laut China Selatan di hadapan publik setelah sejumlah pejabat Filipina terseret perang pernyataan dengan China.
"Ini perintah saya kepada kabinet, yaitu jangan membahas isu Laut Filipina Barat dengan siapa pun. Jika harus dibicarakan, bicarakan saja di antara kita," ujar Duterte seperti dikutip AFP, Selasa (18/5).
Ia kemudian menegaskan bahwa yang boleh membahas isu Laut China Selatan di hadapan publik hanya juru bicaranya, Harry Roque.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duterte menyampaikan perintah itu saat rapat dengan para menteri, termasuk Menteri Pertahanan, Delfin Lorenzana; dan Menteri Luar Negeri, Teodoro Locsin.
Sebelumnya, Lorenzana dan Locsin menarik perhatian publik karena terlibat perang pernyataan dengan China terkait Laut China Selatan.
Locsin bahkan sampai mengeluarkan kata-kata makian ketika mendesak China menarik ratusan kapalnya dari perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa.
Kisruh mengenai kapal di LCS ini meningkatkan ketegangan dalam relasi Filipina dan China yang sebenarnya sempat membaik pada masa awal pemerintahan Duterte.
China dan Filipina memang terlibat sengketa wilayah di LCS. Pada 2016 lalu, Filipina menggugat China atas klaim historisnya di perairan itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA).
Meski Filipina memenangkan gugatannya, China tetap berkeras mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi jalur perdagangan utama itu.
(has)