Seorang aktivis gerakan pro-demokrasi sekaligus penyair Myanmar, Ko Sein Win (60), tewas akibat diserang dan dibakar hidup-hidup di kota Monywa, wilayah Sagaing, pada pekan lalu.
Menurut penuturan saksi yang juga rekan korban, Taing Aung, Win saat itu sedang berkunjung ke pabriknya untuk meminta sumbangan bagi gerakan pro demokrasi.
Tiba-tiba, seorang buruh bernama Aung Ko menyiram bahan bakar ke tubuh Win dan kemudian menyulutnya dengan api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu juga api membakar sekujur tubuh Win, tetapi berhasil dipadamkan atas bantuan Aung dan rekan-rekannya. Korban lantas dilarikan ke rumah sakit.
"Dia mengalami luka bakar di kaki, tangan dan kepala, hampir sekujur tubuhnya," kata Aung, seperti dilansir Myanmar Now.
Akan tetapi, Aung mengembuskan napas terakhir di rumah sakit karena tidak mampu bertahan dari luka bakar itu.
Pelaku, Aung Ko, langsung kabur setelah melakukan perbuatannya. Saat ini keberadaan dan motif perbuatannya belum diketahui.
Win disebut sebagai simpatisan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang didirikan politikus Myanmar, Aung San Suu Kyi. Dia berkecimpung di politik sejak gerakan pro demokrasi 1988, dan membantu kampanye NLD pada pemilihan umum 1990.
Akan tetapi, jalan hidup Win yang memilih berseberangan dengan junta membuat nasib keluarganya merana. Ketiga anaknya juga kena imbasnya dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
"Tidak ada satupun dari kami yang melamar untuk pekerjaan yang membutuhkan surat keterangan dari pejabat daerah atau polisi," kata salah satu anak perempuan mendiang, Thin Thin Nwe.
Akan tetapi, anak-anak Win bisa memahami pilihan politik sang ayah karena mereka juga mendapatkan pencerahan tentang penderitaan hidup di bawah rezim diktator.
"Beliau yakin kami akan menang dalam revolusi ini. Dia melihat ada harapan dan kami pun sependapat. Saya hanya sedih ayah saya tidak bersama lagi untuk melihat kemenangan kami," ujar Thin Thin Nwe.
(ayp/ayp)