Myanmar Bergejolak, Pemimpin AU ke Pameran Militer di Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 21 Mei 2021 04:49 WIB
Pemimpin AU Myanmar bertolak ke Rusia untuk menghadiri pameran helikopter tempur, Kamis (20/5), ketika negaranya masih bergolak akibat kudeta militer. (AFP/Lynn Bo Bo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin Angkatan Udara Myanmar, Maung Maung Kyaw, dilaporkan bertolak ke Rusia untuk menghadiri pameran helikopter tempur, Kamis (20/5), ketika negaranya masih bergolak akibat kudeta militer.

Dua sumber Kedutaan Besar Myanmar untuk Rusia mengatakan kepada The Moscow Times bahwa Maung Kyaw sudah tiba di Moskow untuk menghadiri pameran HeliRussia.

Beberapa sumber lain juga mengonfirmasi kepada media Myanmar, The Irrawaddy, bahwa MaungKyaw memang berangkat ke Moskow bersama satu delegasi.

Delegasi itu termasuk Tay Za, seorang pengusaha sukses yang dilaporkan juga kerap ikut serta dalam kesepakatan pembelian senjata.

Menurut sumber The Irrawady, delegasi itu ke Rusia untuk membahas "lebih dari 20 megaproyek" yang mencakup pengadaan senjata dan perangkat keras militer.

Atase militer Kedubes Myanmar di Moskow belum menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters. Sementara itu, Kementerian Rusia juga belum memberikan informasi terkait kedatangan delegasi Myanmar ini.

Namun, perwakilan dari HeliRussia menyatakan bahwa Myanmar tak ada di dalam daftar delegasi-delegasi yang dipimpin duta besar. Ia pun tak dapat memberikan konfirmasi lebih jauh.

Rusia memang sempat menyatakan bahwa mereka akan tetap memperkuat relasi militer dengan Myanmar meski junta mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari lalu.

Delegasi Rusia pun menghadiri parade militer Myanmar pada Maret lalu. Meski demikian, juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa meski negaranya berhubungan erat dengan Myanmar, bukan berarti mereka akan tinggal diam.

"Ini bukan berarti kami dapat menerima kejadian tragis yang terjadi di negara ini. Kami sangat khawatir dengan peningkatan jumlah korban sipil," ujar Peskov saat itu.

Hingga saat ini, lembaga pemantau di Myanmar melaporkan bahwa setidaknya 800 orang tewas akibat bentrok pascakudeta.

(has)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK