Jepang Setuju Penggunaan Vaksin Covid AstraZeneca dan Moderna

CNN Indonesia
Jumat, 21 Mei 2021 16:16 WIB
Jepang secara resmi menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Moderna dan AstraZeneca, Jumat (21/5).
Vaksin AstraZeneca. (REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jepang secara resmi menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Moderna dan AstraZeneca, Jumat (21/5). Akan tetapi pemerintah Jepang belum akan menyuntikkan vaksin AstraZeneca karena khawatir efek samping pembekuan darah.

Keputusan itu diambil dua bulan sebelum Olimpiade Tokyo digelar dan di tengah keresahan warga atas lambatnya peluncuran vaksin.

Kementerian Kesehatan mengonfirmasi persetujuan penggunaan dua vaksin tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun seorang juru bicara mengatakan pemberian vaksin AstraZeneca masih dalam pembahasan lebih lanjut. "Sambil memantau situasi di negara lain," ujar juru bicara tersebut dikutip dari AFP.

Hingga saat ini, hanya vaksin Pfizer-BioNTech yang tersedia di Jepang, setelah disetujui pada Februari lalu. Sejauh ini hanya dua persen dari 125 juta penduduk Jepang yang telah divaksinasi penuh.

Sebagian besar penerima vaksin adalah tenaga kesehatan dan lansia.

Pusat vaksinasi massal yang dioperasikan oleh militer di Tokyo dan Osaka akan dibuka pekan depan untuk melaksanakan pemberian dua dosis Moderna.

Tahap awal vaksin diberikan untuk warga berusia di atas 65 tahun.

Sementara ini Jepang juga belum mengungkapkan kapan waktu pemberian dosis vaksin AstraZeneca.

Sejumlah negara telah membatasi atau menghentikan vaksinasi corona dengan AstraZeneca. Meski demikian, WHO menegaskan bahwa manfaat vaksin tersebut masih jauh lebih besar daripada risikonya.

Ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan pekan ini sebagian besar atlet dan anggota tim yang tinggal di kampung atlet akan divaksinasi sebelum Olimpiade Tokyo dibuka pada 23 Juli.

Penyelenggara bersikeras acara tersebut dapat diadakan dengan aman, meski hampir seluruh warga Jepang meminta Olimpiade Tokyo 2021 ditunda atau bahkan dibatalkan karena lonjakan infeksi corona.

Sembilan wilayah termasuk Tokyo saat ini masih berada dalam keadaan darurat corona hingga 31 Mei. Namun laporan terbaru menunjukkan tindakan tersebut dapat diperpanjang.

Jepang memang hanya mengalami wabah kecil virus corona dibanding negara maju lainnya dengan sekitar 12.000 kematian. Tetapi lonjakan infeksi baru-baru ini telah membuat layanan rumah sakit tertekan.

(dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER