Khoiruddin, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia menceritakan kondisi Malaysia jelang lockdown.
Menurutnya, jalan-jalan di Negeri Jiran justru juga padat oleh kendaraan karena banyak orang keluar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari sebelum lockdown.
Warga Malaysia, lanjutnya, banyak yang melakukan persiapan untuk lockdown dengan membeli bahan makanan. Hal itu ditempuh agar jika penguncian itu tiba, makanan dan kebutuhan lain telah tersedia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (ada panic buying). Tapi sudah ada pengalaman jadi paniknya sudah 50 persen. Kalau dulu 100 persen panik," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Sebelumnya Malaysia pernah melakukan penguncian wilayah total pada Maret 2020.Menurut Khoiruddin, lockdown kala itu lebih ketat. Sebab, semua sektor tak boleh beroperasi dan orang tak diizinkan untuk keluar dan barangsiapa ketahuan melanggar akan ditangkap oleh polisi.
Kali ini, ada sedikit kelonggaran dalam lockdown. Setiap rumah hanya dua orang yang diizinkan keluar untuk melakukan hal-hak yang esensial. Mereka hanya boleh bepergian dalam radius 10 kilometer dari tempat tinggal masing-masing.
"Kalau saya prediksi mungkin masih ada beberapa aktivitas yang masih bisa berjalan karena ada sektor tertentu yang masih bisa beroperasi, dan SOP-nya pun enggak seketat dulu, masih longgar sedikit,"imbuhnya.
Sejumlah sektor yang esensial juga masih beroperasi. Utamanya pabrik yang memproduksi makanan dan obat-obatan.
(ulf/ard)