Sejumlah berita meramaikan kabar internasional Rabu (9/6), mulai dari Hamas mengancam Israel kembali perang karena rute pawai Yahudi hingga antrean BTS Meal di Malaysia yang sempat bikin marah tim medis Covid-19.
Setelah gencatan senjata, Hamas kembali mengancam Israel perang jika pawai kaum nasionalis Yahudi mendekati wilayah Yerusalem Timur dan Kompleks Masjid Al-Aqsa.
"Kami berharap pesannya jelas agar Hari Kamis tidak menjadi 10 Mei baru," kata salah satu pejabat tinggi Hamas, Khalil Al-Hayya, yang mengacu pada awal pertempuran 11 hari Hamas-Israel bulan lalu, seperti dilansir AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, pawai tersebut memang dijadwalkan pada Kamis (10/6), tapi batal karena kepolisian tak memberikan izin karena masalah rute arak-arakan yang dikhawatirkan dapat memicu konflik dengan Palestina.
Berdasarkan rencana awal, pawai kibar bendera itu akan melewati Gerbang Damaskus di Kota Tua, Yerusalem, menuju kawasan Muslim, termasuk kompleks Al Aqsa.
Dalam rapat kabinet pada Selasa (8/6), Netanyahu akhirnya mengizinkan pawai itu dengan rute yang disepakati antara polisi dan penyelenggara. Namun hingga kini, belum diketahui rute yang akhirnya disepakati.
Dari kawasan Eropa, berita penyelidikan insiden Malaysia Airlines MH17 menjadi sorotan. Hakim pengadilan Belanda meyakini pesawat itu jatuh karena dihantam rudal Rusia.
Menurut hakim, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa rudal BUK buatan Rusia yang menyebabkan MH17 jatuh di Ukraina pada 2014 lalu.
"Fragmen yang dianalisis di tempat kejadian sesuai dengan rudal BUK dan penyelidikan menunjukkan bahwa tidak ada kesimpulan lain yang mungkin," kata ketua majelis hakim, Hendrik Steenhuis, Selasa (8/6), dikutip dari AFP.
Dalam sidang tersebut, para hakim juga menunjukkan video yang memperlihatkan kepulan asap putih membubung ke langit dari sebuah lapangan dekat Pervomaiskyi di timur Ukraina saat pesawat Boeing 777 itu jatuh.
3. Antrean BTS Meal Malaysia Sempat Bikin Marah Tim Medis Covid
Kembali ke kawasan Asia, antrean BTS Meal yang membeludak juga sempat terjadi di Malaysia pada akhir Mei lalu. Saat itu, tim medis Negeri Jiran marah karena kerumunan tersebut memicu risiko penularan Covid-19.
Para petugas medis itu menumpahkan amarahnya kepada Koordinator Komite Manajemen Bencana Sibu (SDDMC), Annuar Rapaee, tak lama setelah menu BTS Meal itu tersedia di Malaysia pada 26 Mei lalu.
"Saya menerima ratusan pesan dari orang yang bertugas di garda depan, yang sangat kecewa dengan insiden itu," ujar Annuar seperti dilansir The Star.
Saat itu, Malaysia memang sedang mengalami lonjakan Covid-19 hingga rata-rata 6.000 kasus per hari. Pemerintah Malaysia pun saat itu sedang merencanakan aturan lockdown.
Malaysia akhirnya memberlakukan lockdown untuk meredam laju peningkatan penularan Covid-19 sejak 1 Juni lalu. Meski kini jumlah kasus harian mulai turun, pemerintah Malaysia tetap mengingatkan bahaya virus corona jika warga tak taat aturan.
(has)